REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta ingin meningkatkan ekspor produknya ke berbagai negara. Kini, Pemkab Purwakarta tengah membidik ekspor ke timur tengah.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan buah Manggis menjadi salah satu produk perkebunan khas Kabupaten Purwakarta yang tengah digencarkan untuk diekspor. Pasar timur tengah dinilai memiliki prospek positif untuk ekspor buah manggis.
“Sejauh ini, kami ekspor ke beberapa Negara ASEAN, salah satunya Cina. Tahun ini kami targetkan bisa ekspor juga ke wilayah Timur tengah," kata Anne.
Anne menilai buah yang punya ciri khas warna kulit merah keunguan itu, kini memiliki daya saing secara global. Apalagi, sejak 2017 lalu pemerintah pusat telah membuka kran ekspor manggis ke sejumlah Negara di Asia. Tentunya, ini menjadi kesempatan mereka untuk peningkatan ekonomi.
Ia menuturkan Pemkab Purwakarta sedang mendorong petani meningkatkan produksi buah manggis. Saat ini luas lahan perkebunan Manggis di Purwakarta mencapai lebih dari 1.500 hektare yang tersebar di lima kecamatan. Yakni, Wanayasa, Kiarapedes, Bojong, Darangdan dan Pondoksalam.
"Dalam waktu dekat, buah manggis di kita akan memasuki panen raya," ujarnya.
Ia menjelaskan, data dari Dinas terkait mencatat, selama ini rata-rata produksi buah manggis saat panen raya sekitar 47 ton per hektare. Hasil panen tersebut, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal (domestik), tapi juga hingga mancanegara atau kebutuhan ekspor.
Menurutnya saat ini Dinas terkait terus mendorong supaya produktivitas perkebunan manggis ini terus meningkat, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya. Untuk perkuat kualitas sendiri, salah satu upayanya yakni dengan memberikan bimbingan mengenai Good Agricultural Practice (GAP) dan Standard Operational Procedure (SOP) kepada para petani.
"Dari sisi kuantitas sendiri, kami terus mendorong bagaimana supaya produktivitasnya terus meningkat. Sehingga, kebutuhan domestik maupun ekspor bisa tetap terpenuhi," tuturnya
Terkait produktivitasnya, ia memastikan di panen raya tahun ini jumlahnya akan meningkat 10 persen dari tahun sebelumnya. Dirinya pun menargetkan, jika di tahun lalu hanya mampu melakukan ekspor 30 ribu ton, tahun ini bisa 50 ribu ton per tahun.
Ia pun mengimbau supaya para petani tak menebang pohon manggis yang sudah berusia tua. Karena menurutnya, pohon manggis yang sudah berusia tua ini masuk dalam kategori plasma nutfah yang keberadaannya harus dilestarikan. Pohon manggis Purwakarta ini masuk dalam varietas Wanayasa. Serta, sudah terdaftar secara resmi di Kementan. Karena itu, keberadaannya harus dilestarikan. Salah satunya, dengan tidak menebang pohon manggis yang tua ini.
"Pohon manggis yang usianya tua, itu masih produktif. Bahkan, sudah jadi varietas yang tersertifikasi oleh Kementerian Pertanian," ucapnya.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kabupaten Purwakarta Agus R Suherlan mendorong petani memghasilkan buah manggis yang berkualitas. Menurutnya buah manggis yang berkualitas bagus tentu tetap mendapatkan nilai jual tinggi serta layak untuk diekspor.
“Mudah-mudahan dengan masih banyak segmen peluang pasar yang lain petani tetap mendapat nilai tambah yang terus meningkat. Itu yang jadi konsen kita, bagaimana budidaya bagus, pasca panen bagus, penanganan packing bagus. Supaya tetap dapat nilainya bagus,” kata Agus, Selasa (3/2).