REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- PT Pertamina (Persero) mendorong percepatan penggunaan biosolar (B30) kepada pelaku industri perkebunan wilayah Papua dengan menggelar sosialisasi sekaligus kunjungan lapangan bertempat di Asiki, Kabupaten Boven Digoel pada 27-28 Januari 2020.
Unit Manager Communication, Relations dan CSR MOR VIII PT Pertamina (Persero)Brasto Galih Nugroho di Jayapura, Kamis (30/1), mengatakan sosialisasi produk B30 ini merupakan langkah pihaknya untuk mendorong percepatan penggunaan biodiesel khususnya biosolar kepada kalangan industri pascaimplementasi perdana produk tersebut pada akhir 2019.
"Kegiatan sosialisasi dan kunjungan lapangan ini bertujuan untuk menjelaskan kepada pelaku industri tentang informasi mengenai regulasi B30 yang mulai diberlakukan Pemerintah Indonesia pada 1 Januari 2020 serta mempercepat implementasi di lapangan," katanya.
Menurut Brasto, sesuai dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 227 K/10/MEM/2019 tentang Pelaksanaan Uji Coba Pencampuran Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel 30 persen (B30) ke dalam Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar, kebijakan B30 pada sektor transportasi berlaku pada produk solar subsidi yakni biosolar, serta nonsubsidi dexlite.
"Penyaluran perdana produk biosolar B30 di wilayah operasional Pertamina MOR (Marketing Operation Region) VIII Maluku-Papua sendiri telah dilakukan sejak Desember 2019 yang diawali di wilayah Sorong, Papua Barat, selain untuk sektor transportasi masyarakat, implementasi biosolar B30 ini semakin dipercepat untuk sektor industri," ujarnya.
Dia menjelaskan Pertamina terus mempercepat implementasi B30 untuk keperluan transportasi dan industri hingga ke seluruh wilayah, termasuk Papua di mana selain aspek regulasi B30, kegiatan sosialisasi dan kunjungan lapangan ini dimaksudkan untuk memberikan edukasi kepada konsumen Pertamina tentang produk B30, kesiapan dalam distribusi B30, dampak B30 terhadap mesin dan alat berat serta bagaimana penanganan B30 secara tepat.
Sales Branch Manager Industri wilayah Papua PT Pertamina (Persero)Denny Muchammad Anwar,mengatakan kebutuhan biosolar rutin untuk industri, khususnya perkebunan kelapa sawit di wilayah Kabupaten Boven Digoel terus meningkat.
"Kebutuhan Biosolar rutin industri kelapa sawit di Boven Digoel, salah satunya yang dipasok untuk PT Bio Inti Agrindo cukup besar yakni sebanyak 500 kilo liter(KL) per bulan dan akan meningkat sebanyak 700 KL per bulan ke depannya, oleh karena itu, sosialisasi dan kunjungan lapangan kali ini diharapkan agar konsumen industri di wilayah Papua siap dengan implementasi B30 di lapangan," katanya.