Selasa 28 Jan 2020 18:19 WIB

Pasar Keuangan China Ditutup Sementara Akibat Virus Corona

Pemerintah China menutup pasar keuangan untuk menunda aksi jual panik investor.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Investor mengecek pergerakan saham di salah satu perusahaan sekuritas di Beijing, Kamis (16/1). Pasar keuangan China ditutup hingga Senin (3/2) setelah pihak berwenang memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek tiga hari karena menghadapi krisis virus corona.
Foto: AP Photo/Ng Han Guan
Investor mengecek pergerakan saham di salah satu perusahaan sekuritas di Beijing, Kamis (16/1). Pasar keuangan China ditutup hingga Senin (3/2) setelah pihak berwenang memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek tiga hari karena menghadapi krisis virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Pasar keuangan China akan tetap ditutup hingga Senin (3/2) depan setelah pihak berwenang memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek tiga hari karena menghadapi krisis virus corona. Bursa Shanghai dan Shenzhen mengatakan, perdagangan akan dilanjutkan 3 Februari. Pihak berwenang Shanghai secara terpisah menyarankan perusahaan tidak boleh mulai bekerja sampai setidaknya 9 Februari.

Pemerintah China kemungkinan mencoba menunda aksi jual karena panik (panic selling) sampai bisa mengendalikan virus. Tetapi strategi ini sepertinya tidak akan berhasil karena sudah ada dampak virus ini terhadap ekonomi China. Investor dapat mengharapkan untuk melihat koreksi besar dalam indeks bursa China ketika perdagangan dilanjutkan Senin depan.

Baca Juga

Dilansir Bloomberg, Selasa (28/1) disebutkan, sementara pasar onshore akan ditutup sepanjang pekan, para trader mencari cara alternatif untuk mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap China. Bursa FTSE China A50 Index anjlok sebanyak 5,9 persen di Singapura pada Senin dan memperpanjang penurunan dalam perdagangan setelah jam kerja. Yuan offshore turun 0,8 persen, diperdagangkan lebih lemah dari rata-rata pergerakan 50 hari dan 200 hari.

Pasar saham China, terbesar kedua di dunia, terakhir melakukan perdagangan pada 23 Januari, ketika benchmark Shanghai anjlok 2,8 persen pada malam terburuk Imlek dalam sejarah tiga dekade. Perdagangan saham serta transaksi antar bank untuk obligasi dan mata uang, semuanya akan dilanjutkan 3 Februari.

Pada 2003, selama wabah SARS, para pejabat memperpanjang penutupan pasar hari libur May Day dengan empat hari perdagangan. Korban tewas akibat virus ini telah meningkat menjadi setidaknya 106 orang di China, dengan kasus yang dikonfirmasi mencapai 4.500. Pihak berwenang mengatakan pada hari Ahad (26/1) penyakit menular ini tidak dapat dikendalikan karena mereka sulit untuk menahan wabah, meskipun menempatkan pembatasan pada gerakan di beberapa kota.

"Di pusat virus, Wuhan, 5 juta orang meninggalkan kota sebelum diisolasi," kata Walikota Zhou Xianwang, dilansir South China Morning Post.

Pasar keuangan Hong Kong akan dibuka kembali pada Rabu (29/1). Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam pada Sabtu (25/1) meningkatkan respons pemerintah terhadap virus corona ke tingkat tertinggi, dan mengatakan wabah ini dapat memperpanjang resesi kota ke 2020.

Hong Kong memiliki enam infeksi yang dikonfirmasi pada hari Ahad (26/1).Virus dapat meningkatkan ketegangan di kota tersebut. Para pengunjuk rasa pada hari Ahad membakar sebuah perumahan yang tidak berpenghuni di utara kota itu setelah pemerintah mengatakan tempat itu dapat digunakan sebagai fasilitas karantina. Staf medis mengancam akan mogok jika kota itu tidak menutup perbatasan dengan China untuk membatasi penyebaran penyakit. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement