REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 22 triliun pada tahun ini. Adapun target ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 16 triliun.
Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM ) dan Jaringan Tambok P Setyawati mengatakan realisasi penyaluran KUR sebesar Rp 17,8 triliun pada tahun lalu, atau melampaui target perseroan sebesar Rp 16 triliun.
“KUR 2019 targetnya sebesar Rp 16 triliun karena sudah selesai September maka kami mendapatkan alokasi tambahan target smapai Desember 2019 sebesar Rp 17,8 triliun. Jadi realisasinya jauh di atas target ditetapkan, sektor dominan adalah produksi sebesar 5,1 persen,” ujarnya saat konferensi pers di Gedung BNI 46, Jakarta, Rabu (22/1).
Secara keseluruhan, perseroan mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 8,6 persen year on year (yoy) dari Rp 512,78 triliun pada akhir 2018 menjadi Rp 556,77 triliun pada akhir 2019. Pertumbuhan kredit tersebut masih berada di atas pertumbuhan kredit industri sebesar 6,5 persen hingga Oktober 2019.
“Di tengah kondisi perekonomian yang menantang, mesin bisnis BNI masih tetap tangguh sepanjang 2019,” ucapnya.
Dengan pertumbuhan kredit tersebut, perseroan mencatatkan Pendapatan Bunga Bersih (NII) sebesar Rp 36,6 triliun pada akhir 2019 atau tumbuh 3,3 persen dibandingkan periode yang sama 2018 sebesar Rp 35,45 triliun. Pertumbuhan NII tersebut mampu menjaga ROE pada posisi 14 persen pada akhir 2019.
Tambok merinci kredit tersebut tersalurkan ke Segmen Kredit Kecil yang pada Desember 2019 tumbuh 14,2 persen menjadi Rp 75,4 triliun dari sebelumnya Rp 66,06 triliun pada Desember 2018.
“Guna mendukung ekspansi pada kredit kecil, BNI meningkatkan jumlah outlet yang diberikan kewenangan untuk dapat menyalurkan kredit kecil. Sebelumnya pada 2017, jumlah outlet yang dapat menyalurkan kredit kecil hanya 197 outlet, kini telah mencapai 289 outlet di seluruh Indonesia,” jelasnya.
BNI juga mencatat penyaluran kredit yang tumbuh ke Segmen Kredit Konsumer sebesar 7,7 persen yoy pada 2018 menjadi Rp 85,87 triliun. Kredit Tanpa Agunan masih menjadi kontributor utama terhadap pertumbuhan kredit konsumer BNI tumbuh 11,7 persen yoy menjadi Rp 2,7 triliun.
BNI juga fokus pada penyaluran kredit pemilikan rumah atau BNI Griya karena komposisi kredit ini terhadap total Kredit Konsumer mencapai 51,4 persen atau mencapai Rp 44 triliun. BNI Griya tumbuh 8,3 persen yoy berkat berbagai perbaikan yang telah dilakukan antara lain ekspansi pada kaum milenial selaras dengan program pemerintah.
Kredit BNI juga tersalurkan ke Segmen Kredit Korporasi yang tumbuh 9,8 persen yoy. Kredit korporasi terutama disalurkan ke sektor usaha manufaktur, serta listrik, gas dan air.
“Pinjaman infrastruktur masih menjadi salah satu prioritas dalam menumbuhkan pinjaman segmen bisnis korporasi ini, salah satunya adalah proyek jalan tol. Pembiayaan jalan tol yang dilakukan BNI difokuskan pada ruas-ruas tol dengan tingkat LHR yang tinggi, yaitu terutama ruas-ruas tol di Pulau Jawa,” jelasnya.