REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendukung pembangunan Light Rapid Transit (LRT) Ruas Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Proyek tersebut akan dibangun lewat kerja sama antara PT Nindya Karya dengan Korea Rail Network Authority (KRNA) serta Korea Overseas Infrastructure and Urban Development Corporation (KIND).
Bertempat di kantor BKPM, Jakarta, ketiga perusahaan itu telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman hari ini, Selasa, (21/1). "Kita baru saja saksikan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) antara Nindya Karya dan KRNA serta KIND. Saya senang berdiri di sini menyaksikan itu," ujar Deputi Kepala BKPM Bidang Perencanaan Penanaman Modal Ikmal Lukman.
Ia menjelaskan, penandatanganan tersebut merupakan implementasi dari perjanjian kerja sama antara BKPM dengan KIND. "Ini realisasi dari MoU empat bulan lalu, kita sangat apresiasi karena waktu itu disaksikan pula oleh Menteri Maritim dan Investasi," ujar Ikmal.
Pemerintah, lanjutnya, memang fokus mengundang perusahaan asal Negeri Ginseng agar berinvestasi di Tanah Air. Sebab, hingga kini infrastruktur buatan perusahaan Korea Selatan terbukti baik.
"Misalnya jalan tol Jakarta-Bogor. Atas dasar itu, kita yakin bisa membangun infrastruktur lebih berkualitas," tegas dia.
Ikmal beralasan kini pembangunan infrastruktur di Indonesia lebih difokuskan ke kualitasnya. BKPM, ujar dia secara tegas, akan terus mengawal pembangunan tersebut.
"Salah satu tugas BKPM adalah kawal semua investasi masuk, terutama dari asing agar sampai bisa terealisasi. Kami fokus ke eksekusi realisasi investasi, harapannya dapat menjadi stimulator untuk investasi lainnya," ucap dia.
Pada kesempatan itu, Ikmal pun meminta agar proyek pembangunan LRT Bali ini bisa melibatkan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) lokal. "Sesuai arahan presiden, semoga UKM terutama di sekitar tempat investasi bisa terlibat, ini momen sangat penting dalam rangka dukung realisasi investasi di Indonesia," tuturnya.