REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Zakat dan MNC Sekuritas menandatangani nota kesepahaman dalam rangka peluncuran layanan filantropi wakaf saham. CEO Rumah Zakat, Nur Effendi, mengatakan layanan ini diluncurkan untuk merespon tingginya pertumbuhan wakaf di Indonesia.
"Kami melihat respon masyarakat sangat positif dan wakaf terus bertumbuh. Hal ini seiring dengan meningkatnya pemahaman wakaf," kata Nur di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (21/1).
Nur mengatakan, wakaf saham merupakan salah satu inovasi yang dilakukan Rumah Zakat pada tahun ini. Selama ini, kebanyakan harta yang diwakafkan masih sebatas tanah, bangunan maupun uang. Nur menjelaskan, wakaf saham sendiri termasuk dalam wakaf produktif dan aset bergerak.
Nur melihat, penghimpunan dana dari wakaf saham cukup besar. Hal tersebut tercermin dari pesatnya pertumbuhan pasar modal syariah. Dia pun menargetkan dapat menghimpun dana minimal Rp 20-30 miliar dari wakaf saham pada tahun ini. Sedangkan total keseluruhan dana wakaf ditargetkan dapat terkumpul Rp150 miliar.
Untuk mencapai target tersebut, menurut Nur, Rumah Zakat dan MNC Sekuritas akan melakukan gerakan-garakan literasi dan edukasi. Pada tahun ini, setidaknya gerakan literasi dan edukasi akan menyasar sebanyak 28 kota. Pada tahun lalu gerakan edukasi hanya dilakukan 10 kota dan masih terpusat di Pulau Jawa.
"Tujuannya mengedukasi masyarakat bahwa filantropi itu tidak hanya zakat, tapi ada juga wakaf yang manfaatnya bisa lebih besar dan lebih sustain, termasuk mengedukasi wakaf saham," tutur Nur.
Nur memaparkan, dana dari wakaf saham ini nantinya akan dimanfaatkan untuk menggerakkan perekonomian masyarakat desa melalui program Desa Berdaya. Hingga saat ini, setidaknya ada 1620 titik Desa Berdaya yang sudah didirikan dan dibina oleh Rumah Zakat.
"Dari intervensi itu, 46 persen dari 1620 titik sudah terentaskan dari kemiskinan," tambah Nur. Selain Desa Berdaya, lanjut Nur, Rumah zakat juga telah membangun 18 sekolah serta 10 rumah sakit dan klinik.
Direktur Utama MNC Sekuritas Susy Meilina menyambut positif kerja sama yang baru terjalin ini. Menurut Susy, perkembangan pasar modal syariah di Indonesia saat ini berbanding lurus dengan pertumbuhan investor syariah MNC Sekuritas.
Susy mengungkapkan, peningkatan jumlah investor syariah di MNC Sekuritas per Desember 2019 mencapai 78 persen dibandingkan dengan tahun 2018. Sebelum wakaf saham, Susy mengatakan MNC Sekuritas juga telah meluncurkan wakaf digital untuk uang tunai pada Mei tahun lalu.
"Dengan sistem yang canggih dan praktis, berwakaf saham dan uang yang ada di Rekening Dana Nasabah (RDN) dapat lebih mudah dan fleksibel," jelas Susy.
Sebagai sekuritas yang memiliki wakaf digital pertama di Indonesia, MNC Sekuritas berkomitmen untuk meningkatkan literasi dan inklusi di berbagai wilayah Indonesia. Melalui 134 point of sales, Susy optimistis peningkatan investor syariah, termasuk wakif yang berwakaf melalui MNC Wakafku, akan semakin signifikan pada tahun ini.
Direktur Keuangan dan SDM BEI, Risa E Rustam, mengatakan layanan filantropi wakaf saham sangat menarik dan dapat meningkatkan jumlah investor pasar modal indonesia. Hal tersebut melihat besarnya potensi yang ada di pasar modal syariah indonesia.
Berdasarkan data BEI per 17 Januari 2020, jumlah saham syariah meningkat 82 persen sejak 2011 dari 237 saham syariah menjadi 432 saham syariah. Angka tersebut setara dengan 64 persen dari total saham yang ada di BEI.
"Sedangkan kapitalisasi pasar saham syariah mencapai Rp3,682 triliun atau 51 persen dari total kapitalisasi pasar," ungkap Risa.
Hingga akhir 2019, jumlah investor saham syariah tercatat mencapai 68.599 atau setara dengan 6,2 persen dari total investor saham indonesia. Jumlah tersebut meningkat 54 persen dibandingkan akhir 2018 yang hanya berjumlah 44.536 investor.