Senin 20 Jan 2020 19:46 WIB

PLN: Sistem Kelistrikan Kalsel dan Kalteng Pulih 100 Persen

PLN menyatakan seluruh penyulang 20 kV telah normal Senin (20/1)

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas PLN memeriksa jaringan listrik. (ilustrasi)
Foto: PLN
Petugas PLN memeriksa jaringan listrik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sistem kelistrikan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Kalselteng) dipastikan telah normal kembali setelah sebelumnya mengalami gangguan pada Ahad (19/1) sore akibat gangguan alam yakni petir.

Manager Komunikasi PLN Kalselteng Syamsu Noor mengatakan dari 145 penyulang yang padam akibat gangguan, saat ini seluruhnya telah kembali normal. Syamsu menyampaikan seluruh penyulang 20 kiloVolt (kV) telah normal pada pukul 15.50 Wita. Dengan normalnya seluruh penyulang tersebut maka suplai listrik ke pelanggan pun telah kembali normal.

"Saat ini kondisi sistem kelistrikan yang sebelumnya mengalami gangguan sudah dapat kami pastikan pulih 100 persen. Suplai listrik telah dapat dinikmati pelanggan kembali," ujar Syamsu dalam keterangan tertulis yang diterima Republika di Jakarta, Senin (20/1).

Syamsu mengaku bersyukur karena proses penormalan dapat berjalan aman dan lancar. Syamsu menyampaikan dengan telah normalnya sistem kelistrikan, PLN memastikan segala informasi yang mengatakan proses penormalan membutuhkan waktu berhari-hari adalah tidak benar.

"Kami pastikan seluruh proses penormalan ini telah selesai dan sudah tidak ada lagi daerah yang terdampak akan gangguan kemarin," kata Syamsu.

PLN, lanjut Syamsu, meminta maaf atas ketidaknyamanan akibat terjadinya gangguan ini. Selain itu PLN juga berterima kasih kepada pelanggan atas kesabaran dan dukungannya selama proses penormalan sistem kelistrikan.

Syamsu menjelaskan gangguan listrik yang terjadi pada sistem kelistrikan Kalselteng diduga disebabkan oleh sambaran petir yang mengenai transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo Volt (kV) antara GI Cempaka dan GI Pelaihari.

"Pada saat kejadian gangguan transmisi, termonitor dari pusat pengatur beban Kalimantan di lokasi gangguan hujan deras disertai petir cukup kuat," ucap Syamsu.

Pada kondisi demikian, ungkap Syamsu, proteksi (pengamanan) sistem kelistrikan akan bekerja membuat pembangkit stop operasi mendadak dan memutus aliran listrik. Dampaknya beberapa pembangkit besar seperti PLTU Asam Asam, PLTU Pulang Pisau dan PLTA Ir PM Noor keluar dari sistem kelistrikan. Akibatnya, 22 GI di beberapa wilayah Kalselteng padam, sehingga suplai listrik ke pelanggan terhenti.

"Upaya pemulihan padamnya pasokan listrik dilakukan secara bertahap beberapa saat setelah mesin pembangkit yang memasok GI 150 kV dinyatakan siap dioperasikan kembali," lanjut Syamsu.

Syamsu menerangkan penormalan dimulai dari dioperasikannya pembangkit-pembangkit secara bertahap yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ir PM Noor, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Trisakti, Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Trisakti, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Asam-Asam dan PLTU Pulau Pisang. Pasokan daya dari pembangkit selanjutnya dialirkan ke pelanggan melalui GI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement