REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN mendampingi Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheiks Mohamed Bin Zayed di Istana Kepresidenan Qasr Al Watan, Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA), pada Ahad (12/1).
Presiden Joko Widodo menyampaikan PEA akan tetap menjadi salah satu mitra penting kerja sama ekonomi Indonesia, terutama di bidang investasi, sedangkan Putra Mahkota Mohamed bin Zayed mengatakan hubungan kedua negara masih dapat ditingkatkan.
Dalam pertemuan tersebut, 11 perjanjian bisnis dan 5 perjanjian pemerintah dengan pemerintah antara lain di bidang energi, migas, petrokimia, pelabuhan, telekomunikasi, dan riset dengan estimasi total nilai investasi sebesar 22,89 miliar dolar AS atau sekitar Rp 314,9 triliun.
Perjanjian kerja sama tersebut disaksikan Presiden Jokowi dan Putra Mahkota Mohamed bin Zayed. Dalam nilai 22,89 milis dolar AS tersebut, BUMN berkontribusi dengan adanya kerja sama antara Pertamina dengan Adnoc perusahaan migas yang dibangun pada 1971. ADNOC memiliki cadangan minyak terbesar nomor tujuh di dunia.
Pertamina juga bekerja sama dengan Mubadala Petroleum yaitu perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas hulu internasional terkemuka yang mengelola aset dan operasi mencakup 10 negara dengan fokus geografis utama di Timur Tengah dan Afrika Utara, Rusia, dan Asia Tenggara.
Sedangkan Inalum bekerja sama dengan Emirates Global Aluminium (EGA) yaitu produsen aluminium premium terbesar di dunia. PLN bekerja sama Masdar yang merupakan perusahaan energi baru terbarukan (EBT) berbasis di Abu Dhabi, UEA dalam pembangunan PLTS Terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat.
"Pembangkit ini akan menjadi PLTS terbesar di Asia Tenggara. BUMN terlibat dalam proyek-proyek yang strategis seperti hilirisasi minyak bumi dan pembangunan proyek PLTS yang terbesar se-Asia Tenggara," ujar Erick dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Senin (13/1).
Erick akan memastikan kerja sama antara BUMN dengan Persatuan Emirat Arab berjalan dengan baik dan dapat memenuhi target yang sudah ditetapkan, di mana alih teknologi juga terjadi sehingga hasilnya win-win bagi kedua belah pihak. Selain dengan Persatuan Arab Emirat, kata Erick, akan ada lagi kerja sama investasi dengan negara-negara lain.
"Saya senang tingkat kepercayaan mitra strategis luar negeri terhadap BUMN-BUMN Indonesia semakin meningkat hal ini karena perusahaan yang dikelola dengan baik, transparan dan mengedepankan Good Corporate Governance (GCG)," kata Erick menambahkan.