Jumat 10 Jan 2020 20:37 WIB

BTN Bersiap Terapkan Model Bisnis Baru pada 2020

Rapat kerja nasional BTN juga fokus pada perbaikan kualitas bisnis di 2020

Direktur Utama Bank BTN, Pahala N Mansury, Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo dan Komisaris Utama BTN Chandra Hamzah (kiri ke kanan). Rapat kerja nasional BTN juga fokus pada perbaikan kualitas bisnis di 2020
Foto: Bank BTN
Direktur Utama Bank BTN, Pahala N Mansury, Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo dan Komisaris Utama BTN Chandra Hamzah (kiri ke kanan). Rapat kerja nasional BTN juga fokus pada perbaikan kualitas bisnis di 2020

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menggelar Rapat Kerja Nasional untuk membahas strategi dan rencana bisnis perbankan menyambut tahun 2020. Dalam rapat kerja nasional tersebut BTN berencana menerapkan model bisnis baru untuk menjawab tantangan pasar.

Selain itu, perseroan dengan kode saham BBTN mematok target bisnis dengan berfokus pada peningkatan kualitas bisnis perbankan, baik dari sisi portofolio kredit, layanan perbankan, maupun pendanaan.  Pada rapat yang digelar dari 9 Januari 2020 tersebut, Bank BTN mengusung tema “Memperkuat Budaya Inovasi dan Integritas untuk Bisnis yang Lebih Berkualitas”.

Direktur Utama Bank BTN, Pahala N Mansury memaparkan target bisnis Bank BTN di hadapan Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo.  Bank dengan kode saham BBTN ini merencanakan target bisnis yang moderat, kredit ditargetkan tumbuh sekitar 10 persen atau sama dengan asumsi pertumbuhan kredit yang dipatok BI yaitu sekitar 10 hingga 11 persen dibandingkan tahun 2019.

Kredit tersebut menurut Pahala, akan difokuskan ke sektor perumahan khususnya KPR bagi segmen milenial.  Sedangkan Dana Pihak Ketiga, Pahala ditargetkan tumbuh sekitar 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan mengandalkan pertumbuhan dana murah.

"Tahun 2020, kami fokus pada perbaikan kualitas bisnis Bank BTN, baik portofolio kredit,funding maupun layanan ke nasabah karena itu lebih penting saat ini bagi Bank BTN untuk menghadapi peluang dan tantangan tahun 2020 dengan menyiapkan fondasi bisnis sejalan dengan model bisnis yang mengadaptasi dinamika pasar,” kata Pahala saat membuka Rapat kerja Bank BTN di Jakarta, Jumat (10/1).

Terkait dengan ketersediaan anggaran subsidi selisih bunga, Pahala menjelaskan bahwa Bank BTN sudah menyikapinya dengan menyiapkan model bisnis untuk menjawab tantangan pasar KPR.

“Kami harus lebih memperkuat porsi KPR Non Subsidi dari kalangan milenial dengan inovasi produk layanan perbankan berbasis digital yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” ucap Pahala. Pahala optimistis bahwa Bank BTN masih dapat menangkap peluang di segmen properti karena  masih tingginya permintaan rumah kecil serta makin maraknya sentra pertumbuhan ekonomi baru akibat pembangunan infrastruktur, perkembangan tempat wisata dan akan dibangunnya ibukota baru.

Selain itu,  BTN  sebagai Bank dengan pangsa pasar KPR terbesar akan terus mendukung Program Sejuta Rumah Pemerintah sehingga BTN tetap berkontribusi ada program sejuta rumah Pemerintah.

“Tahun 2020, kami tetap berkomitmen menjadi mitra pemerintah dalam program sejuta rumah dengan membuat model bisnis yang inovatif  dengan mengoptimalkan big data analytic sehingga kekuatan BTN di KPR bisa ikut mendorong pertumbuhan dana murah, transaksi, serta fee based income,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo menyambut Raker Nasional BTN dengan harapan, Bank BTN dapat menghadapi tantangan yang semakin kompleks. “BTN harus mampu melakukan inovasi untuk menjalankan peran sebagai BUMN dengan menjadi value creator dan berkontribusi positif mendukung pembangunan namun juga menjaga long term sustainability,” kata  Kartika.

Menurut Kartika, brand BTN adalah brand yang sangat baik tapi memang ekosistem BTN harus digarap termasuk dengan para developer. Kartika juga mendorong penyelesaian backlog dengan meningkatkan KPR non subsidi dan KPR subsidi khususnya yang menyasar segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), TNI, ASN, Polri dan milenial.

“Untuk hal ini, kita harus duduk bersama dengan para pemangku kepentingan untuk mendanai Program sejuta rumah ini dapat kita jalankan secara efektif namun dengan risiko yang terjaga,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement