Selasa 07 Jan 2020 03:56 WIB

Kunjungan Wisman Diproyeksi tak Capai Target, Ini Kata Pakar

Kebijakan anggaran pariwisata lima tahun terakhir dinilai masih kurang tepat.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah wisatawan mengikuti wisata petualangan ‘Offroad’ menggunakan mobil jip di kawasan lereng Gunung Ungaran, Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Ahad (5/1/2019).
Foto: Antara/Aji Styawan
Sejumlah wisatawan mengikuti wisata petualangan ‘Offroad’ menggunakan mobil jip di kawasan lereng Gunung Ungaran, Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Ahad (5/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI), Azril Azahari mengatakan, proyeksi pemerintah terkait kunjungan wisatawan mancanegara yang hanya mencapai 16,5 juta orang sesuai dengan prediksi yang ia buat. Peningkatan kunjungan wisman tidak bisa diraih secara cepat dan instan karena membutuhkan proses yang panjang.

Azril menjeleskan, tren kunjungan wisman kurun waktu 2000-2014 rata-rata meningkat 8,99 persen per tahun. Adapun kurun waktu 2014-2019 diproyeksi kenaikan rata-rata kunjungan sekitar 12 persen per tahun.

Baca Juga

"Berdasarkan hitungan itu, maka sejak awal saya proyeksi kunjungan wisman tahun 2019 maksimal hanya 17 juta. Tidak akan bisa sampai 18 juta bahkan 20 juta sesuai target pemerintah," kata Azril kepada Republika.co.id, Senin (6/1).

Pihaknya menjelaskan, rata-rata kenaikan kunjungan wisman bisa meningkat dari 8,99 persen menjadi 12 persen karena pemerintahan Joko Widodo mengeluarkan kebijakan ekstra untuk mendorong pariwisata. Anggaran jumbo pun disiapkan demi menarik jutaan wisman datang setiap tahun.

Hanya saja, Azril menggarisbawahi bahwa dalam kebijakan anggaran pariwisata lima tahun terakhir masih kurang tepat. Pasalnya, mayoritas anggaran digunakan untuk mempromosikan pariwisata di luar negeri. Sementara, destinasi-destinasi di dalam negeri belum dipersiapkan dengan baik. Itu membuat slogan 'Wonderful Indonesia' terkesan tidak jelas di mata wisatawan.

Khusus tahun ini, Azril memperkirakan kunjungan wisman akan meningkat 12 persen, menjadi sekitar 17-18 juta kunjungan. Pihaknya pun meminta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk membuat kebijakan target sesuai dengan data dan analisi ilmiah agar langkah-langkah teknis yang diambil sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

"Tolong pakai analisi dan data ilmiah. Jangan membuat target yang ngarang-ngarang. Libatkan para ahli dan harus selalu mengevaluasi kinerja," kata Azril.

Sebelumnya, Kemenparekraf memproyeksikan total kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sepanjang tahun 2019 hanya mencapai 16,5 juta orang. Dengan kata lain, kemungkinan besar target kunjungan wisman tahun lalu sebanyak 18 juta orang belum bisa tercapai.

Meski belum mencapai target, Pelaksana Tugas Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf Guntur Sakti, mengatakan jumlah itu sudah mengalami kenaikan sekitar 3,1 persen dari total kunjungan wisman 2018 sebanyak 15,8 juta orang.

"Dengan proyeksi itu, total devisa yang dihasilkan dari sektor pariwisata diperkirakan menembus angka Rp 280 triliun," kata Guntur kepada Republika.co.id, Senin (6/1).

Sesuai data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisman kurun waktu Januari-November mencapai 14,9 juta orang, atau naik 3,55 persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar 14,4 juta orang. Khusus di bulan November saja, kedatangan wisman mencapai 1,29 juta kunjungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement