Kamis 02 Jan 2020 11:03 WIB

Menkeu Tekankan Integritas di Pasar Modal

Pasar modal menjadi tempat kepercayaan investor untuk menanamkan modal.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai Pembukaan Perdagangan BEI Tahun 2020 di Jakarta, Kamis (2/1).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai Pembukaan Perdagangan BEI Tahun 2020 di Jakarta, Kamis (2/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan implementasi Good Corporate Governance (GCG) dan good market conduct sebagai fondasi pengembangan pasar modal Indonesia. Dua poin ini penting diterapkan agar berbagai instrumen investasi yang dihadirkan memiliki rekam jejak baik dan valuasi tinggi, sehingga menarik bagi para investor domestik ataupun internasional.

Sri menyebutkan, pasar modal merupakan suatu lembaga dan tempat yang dapat dipercayakan masyarakat investor untuk meletakkan dana mereka. Di pasar modal juga, masyarakat bisa mendapatkan harapan sesuai dengan instrumen investasi yang dipilih.

"Oleh karena itu, instrumen ini harus punya track record yang baik dan berintegritas sehingga investor dapat membuat keputusan yang jelas mengenai tingkat risiko ataupun return," ujarnya usai Pembukaan Perdagangan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (2/1).

Untuk mencapai target tersebut, Sri menekankan, pasar modal tidak hanya dapat mengandalkan BEI sebagai pelaksana. Regulator bersama dengan pembuat kebijakan juga harus bekerja sama untuk terus meningkatkan integritas pasar modal.

Sri berkomitmen, pemerintah melalui Kemenkeu pun terus bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan melalui Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). "Kami ingin bangun integritas dan stabilitas sektor keuangan bagi para investor dari sisi dalam negeri," tuturnya.

Dari luar negeri, Sri menambahkan, pasar modal Indonesia sudah memiliki image positif. Berdasarkan survei Bloomberg, kepercayaan investor terhadap instrumen investasi di Indonesia terbilang tinggi. Ini menjadi modal keyakinan bahwa pasar modal Indonesia sudah menuju arah yang baik dan benar.

Sri mengatakan, reputasi tersebut harus dijaga dan dipertahankan. Sebab, ke depannya, Indonesia pasti membutuhkan capital inflow (aliran modal masuk) untuk mendukung program pembangunan. Baik itu dari dalam negeri ataupun luar negeri. "Capital-capital ini hanya mampu menggerakkan pembangunan apabila kita menjaga kepercayaan (investor)," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement