REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mengaku sudah menyiapkan sejumlah dana untuk investasi di Blok Rokan. Investasi baru akan dimulai pada tahun depan, namun Pertamina belum bisa menjelaskan berapa besaran investasinya.
VP Coorporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan saat ini Pertamina dan Chevron masih terus melakukan negoisasi terkait transisi alih kelola Blok Rokan. "Ya nanti kalau udah kelar negosiasi," ujar Fajriyah saat ditanya berapa besaran investasi Pertamina tahun depan di Blok Rokan, Senin (30/12).
Ia mengatakan sampai saat ini antara Pertamina dan Chevron masih perlu melakukan pembahasan lebih detail lagi soal alih kelola Blok Rokan. Ia mengatakan kedua perusahaan sudah saling membuka data dan bersinergi menjaga produksi Blok Rokan.
"Chevron sudah cukup banyak melakukan koordinasi dengan Pertamina, Pertamina juga demikian. Proses transisi ataupun data room juga sudah dilakukan namanya kajian pasti perlu waktu," kata Fajriyah.
Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mendorong transisi Blok Rokan dari Chevron Pasific Indonesia ke PT Pertamina (Persero). Dirinya meminta agar bisa segera diselesaikan tahun depan, sehingga proses pengeboran minyak dan gas bumi di blok tersebut bisa segera dilaksanakan.
Hingga kini menurut Arifin proses transisi dari kedua belah pihak masih berjalan. "Kita sudah minta Pertamina proaktif kemudian Chevron bisa membuka pintu, sudah. Tiap minggu Chevron sudah lapor. kemudian kita pertemukan dengan Pertamina," kata Arifin pekan lalu.
Lebih lanjut dirinya mengatakan percepatan transisi dilakukan untuk mempertahankan tingkat produksi Blok Rokan saat jatuh tempo alih kelola di tahun 2021 nanti. Arifin meminta agar Pertamina menyiapkan dana investasi pengeboran.
"Pertamina sudah menyiapkan, karena ini Pertamina harus segera melaksanakan 20 poin pengeboran untuk bisa mempetahankan, dari 72 target. Ya paling tidak 20 itu bisa dilakukan," ujar Arifin.