Jumat 27 Dec 2019 18:10 WIB

Begini Upaya Penyehatan Jiwasraya Versi Eks Dirut

Dirut Jiwasraya mengatakan revaluasi aset hingga holding bisa selamatkan perusahaan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Mantan Direktur Utama Jiwasraya Asmawi Syam
Foto: Republika/Friska Yolandha
Mantan Direktur Utama Jiwasraya Asmawi Syam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat melihat kondisi keuangan tidak sehat di PT Asuransi Jiwasraya (Persero), Asmawi Syam. Ia merupakan Direktur Utama efektif selama dua bulan telah memikirkan sejumlah langkah penyelesaian masalah, mulai dari penyelamatan hingga penyehatan.

Setidaknya ada tiga langkah penting yang tadinya akan dilakukan, mulai dari revaluasi aset, reasuransi, pembuatan holding asuransi, dan memperbaiki managemen kontrol internal perusahaan. Dua langkah strategis yang harus dilakukan dalam jangka pendek adalah revaluasi aset dan reasuransi.

Baca Juga

Ia mengaku langkah itu belum bisa menyelamatkan secara langsung. Karena Jiwasraya memiliki masalah likuiditas. Dengan revaluasi aset hanya bisa menaikkan posisi aset, tapi tidak ada uang masuk atau cash in. Malah, revaluasi membawa beban biaya pajak.

Hingga saat ini, kebutuhan Jiwasraya adalah likuiditas untuk menyelesaikan kewajiban kepada pemegang polis. Baru perusahaan bisa melangkah untuk tahap penyehatan perusahaan dengan memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan, seperti RBC yang minimal 120 persen.

Opsi reasuransi dan membuat anak perusahaan juga sempat dikeluarkan. Hingga mengerjasamakan aset-aset Jiwasraya yang bisa membawa potensi cash in baru. Asmawi mengakui, ini semua belum cukup untuk menyelesaikan masalah.

"Namun setidaknya dalam jangka pendek, anak usaha bisa jadi sumber likuiditas baru," katanya di Jakarta, Jumat (27/12).

Ini semua masih harus didukung oleh pembenahan internal. Asmawi mengatakan Jiwasraya harus mengembalikan kepercayaan masyarakat setelah kasus ini. Perlu ada upaya khusus dan susunan konsep tata kelola baru untuk membangun perusahaan yang sehat.

Namun, waktunya selama dua bulan di Jiwasraya kebanyakan diisi oleh penerimaan komplain nasabah terkait produk JS Saving Plan. Ia menampung curhat para pemegang polis yang juga banyak dimiliki oleh warga negara asing.

"Waktu saya habis di sana, hingga diberhentikan pada November 2018 dan diangkat jadi Staf Ahli Menteri BUMN," katanya.

Ia menyakini Dirut baru Jiwasraya, Hexana Tri Sasongko punya talenta lengkap untuk menjalankan Jiwasraya. Hexana juga merupakan seorang bankir dan mengetahui seluk beluk investasi yang jadi akar masalah. Ia juga cakap di bidang informasi teknologi yang akan tujuan Jiwasraya ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement