Sabtu 21 Dec 2019 11:18 WIB

Erick Pastikan Jiwasraya Punya Modal untuk Restrukturisasi

Persoalan keuangan yang dialami Jiwasraya sudah muncul sejak 2006.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Warga melintas di depan kantor Asuransi Jiwasraya di Jalan Juanda, Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Warga melintas di depan kantor Asuransi Jiwasraya di Jalan Juanda, Jakarta, Rabu (11/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan bahwa PT Asuransi Jiwasraya (persero) memiliki modal yang cukup untuk melakukan restrukturisasi. Erick menyebutkan bahwa pemerintah sudah menyiapkan dana untuk proses penyehatan Jiwasraya.

Hanya saja Erick tak menjelaskan secara rinci mengenai skema penggunaan dana tersebut. "Kami dan Menkeu menjaga dana yang sudah ada sekarang, ini juga dana publik yang cukup besar. Kami akan konsisten melakukan restrukturisasi. Dan insya Allah dananya sebagian ada kita jalankan, tentu bukan Jiwasrayanya tapi dari kami dengan bagian restrukturisasi ini," ujar Erick Thohir di Surabaya, Sabtu (21/12).

Baca Juga

Sementara itu mengenai dugaan tidak kriminal dalam pengelolaan keuangan Jiwasraya, Erick menyerahkannya kepada pihak kejaksaan. Apapun proses hukum yang menyeret direksi Jiwasraya, Erick mengaku menyerahkan kepada aparat penegak hukum.

"Kami berkoordinasi dengan kejaksaan dan Menkeu di mana kalau yang proses hukum ya tentu dari kejaksaan," katanya.

Erick juga memperjelas pernyataannya mengenai masalah keuangan PT Asuransi Jiwasraya (persero) yang sudah muncul sejak 2006. Menurutnya, sejak saat itu pemerintah sudah berupaya untuk menyelesaikan persoalan yang membelit Jiwasraya.

Restrukturisasi pun sudah dilakukan selama satu dekade ini. Artinya, upaya penyehatan perusahaan asuransi pelat merah tersebut sudah dilakukan baik oleh pemerintahan sebelumnya, hingga pemerintahan Presiden Jokowi periode pertama dan berlanjut ke periode saat ini.

"Sejak tahun 2006, pemerintah sudah coba berusaha sampai sekarang. Jadi bukan, mohon maaf, terpisah-pisah lho pemerintahannya. Jadi statement presiden kan jelas, sejak 2006 sampai sekarang. Bukan berarti melemparkan sesuatu," ujar Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement