Jumat 20 Dec 2019 13:43 WIB

BRI Dorong UMKM Naik Kelas

Pelaku UMKM mendapatkan pelatihan untuk memperoleh sertifikat halal

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Joko Widodo mencoba batik didampingi Menteri Koperasi Usaha Kecil & Menengah Teten Masduki (empat kiri), Direktur Utama Bank BRI Sunarso (kanan),Menteri BUMN Erick Thohir (dua kanan) dan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (tiga kanan) saat meninjau stand pada UMKM Export BRILian Preneur 2019 di Jakarta Convention Center, Jumat (20/12).
Foto: Republika/Prayogi
Presiden Joko Widodo mencoba batik didampingi Menteri Koperasi Usaha Kecil & Menengah Teten Masduki (empat kiri), Direktur Utama Bank BRI Sunarso (kanan),Menteri BUMN Erick Thohir (dua kanan) dan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (tiga kanan) saat meninjau stand pada UMKM Export BRILian Preneur 2019 di Jakarta Convention Center, Jumat (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BRI menggelar acara UMKM Export BRILiant Preneur 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (20/12). Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan kegiatan ini merupakan upaya BRI mempertemukan pelaku UMKM dengan pembeli dari luar negeri.

"Tujuannya untuk mendorong UMKM, tidak hanya naik kelas tapi bisa menembus pasaran ekspor," ujar Sunarso.

Baca Juga

Sunarso mencatat dari 154 UMKM yang mengikuti kegiatan ini, beberapa di antaranya telah melakukan ekspor, sementara lainnya menyusul. Sunarso menjelaskan beragam kegiatan diselenggarakan dalam UMKM Export BRILiant Preneur 2019 seperti coaching clinic dengan materi informasi tata cara, kriteria, dan prosedur dalam melakukan ekspor produk.

Selain itu, lanjut Sunarso, para pelaku UMKM juga mendapatkan pelatihan untuk memperoleh sertifikat halal agar bisa menembus pasar negara-negara yang berpenduduk mayoritas muslim.

"Ada juga bisnis matching. Ini mempertemukan antara buyer dan pelaku UMKM. Makanya ada 8 ruangan, mereka bikin janji, kita fasilitasi kira-kira mau produk apa dan UMKM menyediakan apa," kata Sunarso.

Sunarso menambahkan BRI juga tengah meneliti sejumlah kendala utama yang membuat UMKM belum mampu naik kelas.

"Kita kembangkan aplikasi, di mana UMKM bisa melakukan penilaian sendiri secara online. Aplikasinya sudah ada. Jadi tidak one fit for all, cara ngatasin tapi sesuai kebutuhan masing-masing untuk naik kelas," lanjutnya.

Sunarso menyampaikan sebagai wujud mengembangkan UMKM, BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 701 triliun atau 78 persen kepada UMKM dari total kredit yang sebesar Rp 903 triliun. Sunarso menyebut, sejak 2017, total nasabah UMKM BRI yang telah naik kelas mencapai 5,5 juta nasabah.

Selain itu, BRI juga aktif melakukan kegiatan pemberdayaan UMKM, rumah kreatif BUMN, pelatihan 356 ribu peserta, inkubator agar UMKM naik kelas, kemitraan bina lingkungan.

"Agar UMKM tidak hanya naik kelas, tapi mampu bersaing di pasar global. Nasabah BRI yang ikut dalam kegiatan selama tiga hari dalam coaching clinic, branding, packaging agar bisa berorientasi ekspor dan bisa dapat lisensi produk halal," ucap Sunarso.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement