Jumat 20 Dec 2019 05:50 WIB

Kolaborasi Jadi Strategi LKS Hadapi Era Digital

Kerja sama host to host antar LKS memungkinkan efisiensi dalam kegiatan transfer dana

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Lembaga keuangan syariah (LKS) menjadikan kolaborasi sebagai strategi menghadapi era digital.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Lembaga keuangan syariah (LKS) menjadikan kolaborasi sebagai strategi menghadapi era digital.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kerja sama Bank Umum Syariah dengan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) menjadi peluang untuk mengoptimalkan sumber daya. Direktur BPRS Bhakti Sumekar Sumenep, Madura, Novi Sujatmiko menyampaikan selama ini BPRS punya kapasitas terbatas sehingga butuh kolaborasi.

"Kami sudah ajukan izin untuk beberapa layanan berbasis teknologi, salah satunya disbursement, ini tidak boleh sendiri, harus melalui Bank Umum," katanya dalam peresmian kerja sama host to host dengan Bank Muamalat, di Muamalat Tower, Jakarta, Kamis (19/12).

Baca Juga

Kerja sama host to host yang baru saja disahkan memungkinkan efisiensi dalam kegiatan transfer dana antarbank. Dulu, untuk lalu lintas saldo, BPR atau BPRS harus melakukan settlement di bank umum, namun kini lalu lintas dana bisa dilakukan langsung oleh BPR atau BPRS.

Kerja sama antara core banking ini merupakan yang pertama kali dilakukan oleh Bank Muamalat dan BPRS/BPR. Jika berhasil, maka akan menjadi tolak ukur atau pedoman kerja sama lainnya.

Ketua Kompartemen BPRS Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), Cahyo Kartiko menyampaikan kerja sama tersebut akan dibawa ke ranah asosiasi agar lebih cepat implementasi di seluruh BPRS. Namun, rencana tersebut masih harus menunggu hasil proyek percontohan.

Ia menyampaikan tidak semua bank bersedia untuk melakukan kerja sama host to host. Ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi, mulai dari biaya, gengsi, hingga keengganan akses teknologi secara bersama.

"Tidak semua bersedia, karena pasti ini akan menimbulkan banyak biaya," kata Cahyo.

Ia menambahkan, kerja sama tersebut juga merupakan langkah inisiasi untuk berdirinya lembaga apex bagi BPRS. Dengan bekerja sama dimulai dari sistem informasi teknologi, maka kolaborasi selanjutnya bisa dibangun.

 

Lembaga apex BPRS akan membuat transaksi lebih efisien, termasuk dalam pengelolaan keuangan, dan solusi investasi. Cahyo menyampaikan pembicaraan tentang apex sudah dimulai dengan Bank Muamalat namun masih harus dibahas lebih lanjut.

Ia meyakini dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat, maka kolaborasi dan konvergensi adalah solusi untuk tetap bertahan. Sinergi akan membesarkan bank umum meski tidak punya banyak cabang. BPRS bisa menjadi tangan-tangan baru bagi bank umum untuk ekspansi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement