Selasa 17 Dec 2019 17:18 WIB

Pertamina Pasok Gas untuk SPBG Karawang

Pertamina menambah pembangunan SPBG memenuhi kebutuhan pasokan gas transportasi.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Pertamina pasok gas untuk SPBG Karawang. Logo Pertamina, (ilustrasi).
Foto: borneomagazine.com
Pertamina pasok gas untuk SPBG Karawang. Logo Pertamina, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) terus berupaya menambah pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) untuk bisa memenuhi kebutuhan pasokan gas untuk transportasi. Direktur Marketing Korporat Pertamina, Basuki Trikora menjelaskan saat ini total SPBG yang dibangun oleh Pertamina sebanyak 30 unit.

Pertamina bekerja sama dengan NEDO dan Kementerian Energi Sumber Daya Merah (ESDM) meresmikan pengoperasian SPBG yang terletak di Karawang Industrial Internasional City (KIIC). Basuki menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan pasokan SPBG ini, Pertamina Hulu Energi ONWJ (PHE ONWJ) yang menyalurkan.

Baca Juga

"Ini salah satu dari pembangunan SPBG yang kami lakukan. Ini bekerjasama dengan berbagai pihak juga. Karena ini kan kawasan industri yang dimana, banyak transpotasi yang digunakan pabrik pabrik asal jepang ini menggunakan BBG," ujar Basuki saat ditemui di Karawang, Selasa (17/12).

Basuki juga menjelaskan untuk satu SPBG membutuhkan pasokan sebesar 1 mmscfd selama satu pekan. Pertamina dan Pemerintah membanderol harga sebesar Rp 4.500 per liter equivalen premium (LEP).

Basuki menjelaskan pembangunan SPBG ini juga menjadi salah satu upaya perusahaan untuk bisa meningkatkan konsumsi gas untuk transportasi. Saat ini tercatat untuk pertumbuhan konsumsi gas untuk transportasi baru dua persen.

"Memang dari segi pertumbuhan konsumsi gas untuk transportasi tidak secepat laju pertumbuhan konsumsi bensin ya. Saat ini untuk total SPBG ada 30 titik. Tapi yang nempel dengan SPBU biasa totalnya pertamina grup ada 62 titik," ujar Basuki.

Basuki pun berharap pertumbuhan konsumsi BBG bisa lebih baik kedepan. Namun, ia tak menampik perlu ada dukungan dari berbagai pihak untuk bisa merealisasikan hal ini.

"Tentu kita berharap pertumbuhan konsumsi BBG bisa lebih baik kedepannya. Perlu ada dukungan dari regulator tentunya misalnya bagaimana untuk memasifkan pemakaian BBG. Juga dukungan dari para perusahaan mobil dan industri serta juga kesadaran masyarakat," ujar Basuki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement