Selasa 17 Dec 2019 06:19 WIB

Cara VCI Adopsi Gaya Kerja Milenial

Generasi milenial mendominasi pekerja saat ini.

Rep: Herning Banirestu (swa.co.id)/ Red: Herning Banirestu (swa.co.id)
Suasana kerja di kantor PT Victoria Care Indonesia (VCI) yang baru mengadopsi gaya milenial
Suasana kerja di kantor PT Victoria Care Indonesia (VCI) yang baru mengadopsi gaya milenial

Baca Juga

Generasi milenial mendominasi pekerja saat inj. Tak terkecuali PT Victoria Care Indonesia (VCI), terus berupaya mengadopsi cara-cara baru dalam bekerja, terlebih saat ini menempati kantor baru, gaya milenial terlihat sekali di sini.

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2017, milenial Indonesia mencapai 88 juta jiwa atau 33,75 persen dari populasi negara ini. Jumlah kaum milenial yang semakin menguasai demografi ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi bangsa Indonesia baik di masa sekarang maupun di masa depan.

VCI yang didirikan oleh Billy Hartono Salim merasa perlu beradaptasi dengan hal-hal baru yang menjadi harapan pekerja milenial yang kini mendominasi populasi karyawan perusahaan. Awal tahun 2018 Billy merasa bahwa jika ingin terus bertumbuh VCI harus mengikuti perkembangan zaman. Itu sebabnya, awal tahun 2019 VCI mulai fokus merekrut generasi milenial dan juga fokus mengembangkan e-commerce dan melakukan ekspor ke luar negeri.

Untuk bisa terus berinovasi dengan berbagai divisi baru dan mengakomodir pertumbuhan karyawan yang pesat, di penghujung tahun 2019 ini VCI menempati kantor baru di Puri Indah Financial Tower.

Menempati 2 lantai, yakni di lantai 10 dan 11, kantor baru ini mengusung konsep Millenial Office. Alasanya sederhana, VCI sangat mengerti perubahan yang terjadi saat ini terutama di usia pekerja yang mulai banyak dari usia milenial yang mana mereka mempunyai gaya kerja dan ritme kerja yang jauh berbeda dengan kaum sebelumnya.

Transisi ini disambut positif oleh VCI dengan menerapkan system open space di kantornya yang baru. Tak hanya itu, untuk menambah kenyamanan para karyawan, di kantor baru ini juga disediakan banyak Break Out Area yang nyaman, yang bisa digunakan oleh seluruh karyawan untuk mengadakan meeting, membahas masalah-masalah operasional, mencari ide-ide produk yang kreatif, hingga program-program promosi yang baru.

Selain itu, untuk memberikan work life balance kepada para karyawan, VCI juga menyediakan tempat berolahraga (gym) yang bisa digunakan oleh semua karyawan.

“Kami menyadari work life balance itu penting. Maka untuk memberikan hal tersebut, kami berikan benefit tempat olahraga yang bisa dipakai oleh para karyawan kapan saja mereka mau berolahraga dan juga break out area tempat mereka bisa beristirahat dengan catatan Pekerjaan yang menjadi tanggungjawab dari karyawan tersebut telah diselesaikan," Billy.

Dengan mengubah konsep menjadi open space seperti ini diharapkan semangat kerja, produktivitas, dan kinerja seluruh karyawan akan meningkat. Tantangan tahun 2020 tentunya sudah harus disikapi oleh seluruh karyawan dengan semangat kerja yang baru dan dedikasi yang tinggi.

Untuk diketahui, VCI berdiri pada 1988, berawal dari usaha distribusi kosmetik dan minyak wangi dengan misi ingin menghadirkan produk berkualitas dengan harga terjangkau.

Sesuai dengan misi perusahaan untuk menciptakan produk kosmetik dan toiletries yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat serta mudah didapatkan, maka pada tahun 2007 didirikanlah VCI dengan membangun Pabrik di kawasan Candi, Semarang, Jawa Tengah. Pada Tahun 2008 Pabrik tersebut telah memperoleh sertifikat Good Manufacturing Practices (GMP)

Seperti diketahui produk-produk VCI tidak hanya dipasarkan di pasar domestik, namun juga sudah ke mancanegara, antara lain Brunei, Pakistan, Jepang dan Papua Nugini. Untuk tahun 2020, VCI menargetkan penjualan produk naik 30 persen.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk RTT Djauhari Oratmangun berharap produk-produk VCI dapat masuk ke Tiongkok. Pasalnya, saat ini, Pemerintah Republik Indonesia sedang mengenjot produk-produk dalam negeri dapat dipasarkan di negeri tirai bambu.

“Kita akan terus berkolaborasi dengan pejabat-pejabat di Tiongkok untuk memasarkan produk- produk Indonesia di Tiongkok sehingga defisit perdagangan Indonesia dan Tiongkok dapat berkurang,” ujar Djauhari.

Hal senada juga disampaikan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Dody Edward. Dody menyebut, Kemendag siap membantu industri dalam negeri yang ingin memasarkan produknya ke dunia.

Untuk meningkatkan ekspor, Kementerian Perdagangan selalu pro aktif bersama Kementerian lainnya bersama-sama menyusun strategi di antaranya, refocus produk ekspor dari produk primer ke produk industri atau olahan dan diversifikasi produk ekspor,” ungkap Dody.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement