REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan bahwa pihaknya masih perlu waktu lebih panjang untuk memilih pejabat baru direktur utama PT Garuda Indonesia (persero) Tbk. Hal yang terpenting saat ini, ujar Erick, posisi dirut sudah dijalankan oleh pelaksana tugas (plt) yang kini dijabat oleh Fuad Rizal.
"Garuda kan sudah ada Plt-nya, nanti kan rapatnya baru 20 Januari (2020). Mungkin nanti masih perlu waktu," ujar Erick usai menghadiri rapat terbatas di kantor presiden, Rabu (11/12) petang.
Erick juga tak bisa memastikan apakah Fuad selaku Plt Dirut akan diangkat sebagai pejabat tetap atau akan diganti dengan sosok lain. Erick mengungkapkan, dirinya terus memantau kinerja jajaran pejabat direksi Garuda yang saat ini bertugas untuk kemudian dievaluasi.
"Tergantung 30 hari ke depan, bisa deliver atau nggak kan kita lihat dulu," jelas Erick.
Sebelumnya, Erick Thohir memutuskan mencopot Ari Askhara yang sebelumnya menjabat sebagai Dirut Garuda Indonesia. Menyusul setelahnya, Dewan Komisaris juga mengambil langkah untuk mencopot jabatan empat posisi direksi.
Erick memastikan bahwa kebijakan tersebut diambil oleh komisaris melalui proses review yang mendalam. Pencopotan sejumlah direksi, ujar Erick, tak sebatas karena mereka nekat terbang ke Prancis untuk menjemput Airbus A330-900 Neo tanpa seizin Kementerian BUMN.
"Nggak juga. Kalau itu kan ada yang bawa sepeda juga. Terus ada proses sistemik di mana ini kejadian bukan individu. Saling mendukung. Mohon maaf, kalau dari aturan hukum itu kalau berkolaborasi untuk berbuat kejahatan ya terkena juga," kata Erick.