Selasa 10 Dec 2019 10:02 WIB

Libur Akhir Tahun, Penumpang Pesawat Diprediksi Merosot

Penurunan jumlah penumpang pesawat juga dipengaruhi pembangunan Tol Trans Jawa

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah penumpang turun dari pesawat (ilustrasi). Kemenhub memprediksi pada musim liburan akhir tahun 2019, jumlah penumpang pesawat bakal turun.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah penumpang turun dari pesawat (ilustrasi). Kemenhub memprediksi pada musim liburan akhir tahun 2019, jumlah penumpang pesawat bakal turun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi jumlah penumpang pesawat pada masa libur Natal dan Tahun Baru 2019/2020 merosot. Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana B Pramesti memperkirakan hal tersebut terlihat dari trennya sejak tiga tahun terakhir.

“Secara total (penurunan penumpang pesawat Natal dan Tahun Baru 2019/2020) 8,4 persen,” kata Polana di Gedung Kemenhub, Senin (9/12).

Baca Juga

Meskipun begitu, Polana mengatakan prediksi penurunan penumpang tersebut lebih kecil dari tahun sebelumnya. Pada masa Natal dan Tahun Baru 2018/2019 jumlah penumpang turun 10,2 persen dibandingkan 2017/2018. Pada 2017 jumlah penumpang pesawat domestik dan luar negeri sekitar 6,4 juta penumpang, pada 2018 sekitar 5,7 juta penumpang, dan pada tahun ini diprediksi hanya sekitar 5,2 juta penumpang.

Polana tak memungkiri, penurunan jumlah penumpang pesawat juga dipengaruhi pembangunan Tol Trans Jawa. “Terutama itu untuk 70 persen di Pulau Jawa moda di jalan sudah bagus barangkali ada perpindahan moda transportasi dari udara ke darat,” ungkap Polana.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenhub Sugihardjo mengatakan penurunan terjadi di dua sisi. Baik penumpang untuk rute luar negeri dan juga dalam negeri.

Sugihardjo juga mengakui faktor keluhan harga tiket mempengaruhi penurunan jumlah penumpang pesawat. Begitu juga dengan semakin lengkapnya infrastruktur jalan membuat banyak penumpang beralih ke transportasi darat.

“Penggunaan jalan tol itu bisa dikatakan 69 persen menggunakan Tol Trans Jawa dan 52 persen Yogyakarta dan Semarang. Penggunaan bus juga meningkat,” tutur Sugihardjo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement