Ahad 08 Dec 2019 23:45 WIB

Perkembangan Teknologi Finance di Era Digital

Area finance juga tidak terlepas dari imbas kemajuan teknologi ini.

Rep: Accenture Indonesia (swa.co.id)/ Red: Accenture Indonesia (swa.co.id)
Area finance juga tidak terlepas dari imbas kemajuan teknologi ini.
Area finance juga tidak terlepas dari imbas kemajuan teknologi ini.

Oleh Leonard Nugroho T, Managing Director Accenture in Indonesia

Tidak bisa dipungkiri lagi saat ini teknologi sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari hari. Perkembangan teknologi yang sangat pesat memengaruhi segala aspek termasuk dunia bisnis. Menurut Gartner, di tahun 2020, 30% dari CIO sudah mulai memasukkan penggunaan teknologi AI (Artificial Intelligence) ke dalam rencana investasi mereka. Untuk beberapa tahun ke depan, bisnis model yang tradisional akan berevolusi akibat dampak dari munculnya teknologi baru atau evolusi dari teknologi yang ada sekarang.

Area finance juga tidak terlepas dari imbas kemajuan teknologi ini. Hal-hal yang biasa dilakukan secara manual sudah mulai diotomasi dengan teknologi. Bahkan hal-hal yang tadinya tidak pernah terpikirkan menjadi mungkin dengan munculnya teknologi baru yang bisa meniru cara kerja dan berpikir manusia seperti RPA (Robotic Process Automation) dan AI. Hal ini terjadi karena tuntutan perkembangan bisnis sehingga perusahaan mempunyai ekspektasi lebih dari tim finance untuk mempunyai peran yang lebih besar, yaitu menjadi mitra dari bisnis, bukan hanya sebagai tim pendukung. Teknologi membantu melepaskan sebagian kapasitas dari tim finance sehingga mereka bisa melakukan lebih banyak analisis dan memberikan informasi yang berguna kepada bisnis. Dengan bantuan aplikasi analytics dan AI untuk mengolah dan menganalisis data, informasi yang diberikan ke bisnis menjadi lebih berguna dan berorientasi ke masa depan.

Implementasi teknologi di bidang finance bergantung pada kesiapan organisasi dalam menerima perubahan tersebut, seperti yang tergambar dalam maturity model di bawah ini:

Pada awalnya penggunaan teknologi lebih berfokus pada integrasi proses bisnis yang juga mempunyai dampak di area finance (contohnya implementasi sistem ERP). Semakin berkembang suatu organisasi, teknologi yang diperlukan bukan hanya integrasi dan otomasi proses bisnis tapi mulai bergerak ke arah nilai yang dihasilkan. Pemilihan teknologi berfokus pada nilai-nilai apa yang bisa dihasilkan oleh teknologi tersebut, seperti:

• CFO Business Analytic tools yang memungkinkan tim finance melakukan analisis dan simulasi data dengan lebih akurat

• Robotics (RPA) Cloud Technology untuk penyimpanan data yang lebih efisien

• In-memory Technology yang akan mempercepat penyajian laporan dan memungkinkan penyajian data secara real time

Penggunaan beberapa teknologi ini akan membantu mengangkat peran finance dari Process Oriented Finance menjadi Value Oriented Finance yang dapat memberikan nilai tambah kepada perusahaan.

Bagaimana dengan Indonesia? Berdasarkan riset yang dilakukan Accenture terhadap para CFO dan eksekutif keuangan, proses-proses finance yang saat ini sudah diotomasi hanya berkisar 34% saja dibandingkan di negara-negara lain yaitu sekitar 60-80%.

Tetapi menariknya, untuk teknologi-teknologi baru, kurang lebih 73% responden di Indonesia mengatakan bahwa mereka tertarik dengan hal baru walau masih dalam tahap eksplorasi. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan respon dari 77% responden di CFO di negara-negara maju seperti Amerika, Cina, Jepang, Singapura dan lain-lain. Penggunaan teknologi baru tersebut rata-rata masih di dalam fase percobaan. Beberapa kekhawatiran yang dirasakan oleh mereka dalam implementasi teknologi tersebut adalah:

• Standarisasi data

• Keamanan informasi

• Kesalahan teknis dan bugs pada sistem

Di luar semua tantangan atau kekhawatiran tersebut, hasil survei menunjukkan bahwa CFO dan eksekutif keuangan di Indonesia tetap optimis terhadap perkembangan digital untuk 3 tahun ke depan dibandingkan negara-negara lain.

Kalau begitu, apa yang harus dilakukan oleh CFO dan eksekutif keuangan untuk mempersiapkan diri? Mereka harus mulai dengan melakukan upskilling terhadap tim finance untuk menganalisis data dan juga kefasihan terhadap teknologi. Teknologi bukan lagi menjadi kemampuan yang hanya dimiliki oleh tim IT tetapi juga oleh tim finance. Bukan berarti harus mempunyai kapabilitas yang sama dengan tim IT tetapi setidaknya mempunyai pemahaman terhadap teknologi sehingga dapat membantu dalam melakukan perannya sebagai mitra bisnis yang efektif. Perlu diingat bahwa teknologi itu hanya digunakan sebagai media pendukung, namun kemampuan analisis dan mengantisipasi perubahan akan tetap menjadi prioritas yang harus dipertimbangkan oleh fungsi finance.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement