REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pakar ekonomi yang juga mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli memuji sikap Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang secara tegas memecat Direktur Utama Garuda Ari Askhara. Ari Askhara dipecat menyusul temuan penyelundupan motor Harley Davidson bekas dan dua sepeda Brompton dalam pesawat baru airbus A330-900.
Menurut Rizal, Erick memberikan pesan agar ada perubahan etika dan perubahan kinerja di semua perusahaan pelat merah yang berada di Kementerian BUMN. “Saya senang menteri BUMN Erick Thohir bersikap tegas. Ia mengirimkan message bahwa dia mau ada perubahan etika, dan perubahan kinerja,” kata Rizal, kepada Republika di Auditorium Universitas Negeri Padang, Jumat (6/12) malam WIB.
Rizal berharap Erick konsisten memberikan ketegasan untuk membenahi BUMN yang menjadi tulang punggung pemasukan Negara. Mantan Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan dan Industri di era Pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid tersebut mengatakan gebrakan yang dibuat Erick di awal masa jabatannya ini membuktikan bahwa setiap persoalan yang ada di Indonesia bisa dibereskan. Asalkan Presiden memilih orang yang benar dan tepat.
“Apa yang dilakukan Erick ini membuktikan, semua persoalan di Indonesia ini bisa diberesin, asal pilih orang yang benar. Kalau kita jadi pemimpin, kita pilih orang yang benar, kita bisa tidur. Kalau pilih orang yang salah, tidak tepat, akhirnya kita yang enggak bisa tidur,” ucap Rizal.
I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara mulai menjabat sebagai Dirut Garuda sejak 12 September 2018. Ia dipilih berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Rizal mengingat tepat satu tahun yang lalu ia mendapatkan informasi Garuda di awal kepemimpinan Ari Askhara secara tiba-tiba untung besar mencapai angka Rp 2 triliun.
Rizal mengetahui untung Garuda saat itu karena rekayasa laporan keuangan. Caranya ada sebuah perusahaan dengan modal kecil membuat wifi untuk pesawat Garuda. Jadi keuntungan perusahaan pembuat wifi di pesawat inilah kata Rizal yang dimasukkan ke dalam keuntungan Garuda.
Menurut Rizal, apa yang dilakukan Garuda saat itu merupakan tindakan kriminal. Sejak saat itu, Rizal sudah menduga ada yang tidak beres dengan Garuda di bawah kepemimpinan Ari Askhara.
“Tahun yang lalu, garuda tiba-tiba untung, tapi untungnya secara abal-abal. Oleh perusahaan yang modalnya kecil bikin wifi untuk di pesawat, diperkirakan untungnya nyaris Rp 2 triliun. Untung ini yang dimasukkan ke dalam untung Garuda. Jadi tiba-tiba Garuda untung besar. Padahal ini tindakan rekayasa, laporan keuanganya itu kriminal,” kata Rizal menambahkan. Tapi saat itu menurut Rizal ada banyak pihak yang membela laporan keuangan Garuda dengan anggapan bahwa apa yang dilakukan Garuda wajar. “Ternyata memang laporannya banyak enggak beres,” papar Rizal.