Jumat 06 Dec 2019 13:57 WIB

Manfaatkan Dana Desa, Pujon Kidul Kembangkan Sektor Wisata

Pujon Kidul telah memiliki sembilan unit usaha.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Dana Desa
Ilustrasi Dana Desa

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Desa Pujon Kidul yang terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur, berhasil mengembangkan Dana Desa dari pemerintah. Hasilnya, kini desa itu memiliki sumber pendapatan lain, sehingga tidak hanya bergantung dari transfer Dana tersebut. 

"Sejak 2015, kami lakukan mapping, kami ajak masyarakat dari tahu apa kebutuhan masyarakat desa. Kemudian kami berbagi kewenangan dengan lembaga yang ada seperti Kelompok Ternak, PKK, Gapoktan, dan lainnya, lalu membuat Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), waktu itu Dana Desanya sekitar Rp 700 juta," ujar Kepala Desa Pujon Kidul Udi Hartoko dalam hari kedua The 9th Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED) di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat, (6/12). 
 
Pada tahun itu pula, dibentuk unit usaha Bumdes pertama yakni Hipam, tujuannya menyediakan air bersih ke warga. "Karena kami sadar ini kebutuhan masyarakat. Kami punya roadmap, jadi 40 tahun ke depan, ketersediaan air bersih aman," kata Udi. 
 
Selanjutnya, desa membangun unit Pengolahan Sampah. Dilanjutkan dengan pembangunan unit Wisata Desa, Parkir Wisata, serta Cafe Sawah pada akhir 2016.
 
Sekarang, Pujon Kidul telah memiliki sembilan unit usaha. Setiap tahun total omzet unit seluruh unit usaha tersebut terus naik begitu pula dengan pendapatan yang diraih. 
 
Pada 2017, omset unit usaha Bumdes sekitar Rp 6,5 miliar, pada 2018 naik menjadi sekitar Rp 14 miliar. "Sekarang pendapatan kami 2019 sebesar Rp 1,8 miliar. Jadi lebih besar PAD (Pendapatan Asli Daerah) kami dibandingkan Dana Desa yang sebesar Rp 1,14 miliar," kata dia. 
 
Melalui PAD tersebut, ujar dia, Pujon Kidul turut mendukung program pemerintah yakni percepatan infrastruktur. "Diperlukan sekitar Rp 21 miliar untuk membangun infrastruktur, kalau kita hanya andalkan Dana Desa yang Rp satu miliaran, maka kita baru bisa lakukan itu dalan 21 tahun," ucap Udi. 
 
Dari total pendapatan tersebut, katanya, sektor pariwisata berkontribusi paling banyak yakni mencapai 50 persen. Maka Pujon Kidul berupaya terus mengembangkannya. Ia mengatakan, tahun depan, perangkat desa bersama masyarakat akan fokus melakukan konservasi budaya dan wisata di sana. 
 
"Kami bekerja sama dengan kampus di sekitar Malang, bagaimana membuat masterplan-nya. Harapannya dengan konsep wisata ini, Pujon Kidul dapat menjadi desa wisata yang benar-benar, sekarang sudah jadi desa wisata tapi belum maksimal," tuturnya. 
 
Ia menambahkan untuk mendukung konsep wisata itu, pada 2019, Pujon Kidul pun bakal dijadikan pusat oleh-oleh. "Ini kita lakukan gunakan PAD kita yang cukup tinggi. Kita ingin tunjukkan ke publik kalau dana digunakan maksimal untuk desa," tegas Udi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement