REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana melakukan restrukturisasi perusahaan yang merugi. Adapun langkah yang ditempuh dengan menggabungkan hingga menutup perusahaan.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan penggabungan dilakukan agar kinerja BUMN dapat lebih fokus, sehingga mendorong penciptaan lapangan pekerjaan secara berkelanjutan.
“Harus diperbaiki core bisnisnya. Inilah yang harus dimerger atau ditutup, tidak bisa berdiri sendiri semua terlalu banyak,” ujarnya usai acara Marketeer Award dari Mark Plus di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (4/12).
Erick menyebut pihaknya tidak menginginkan BUMN memiliki anak usaha yang hanya menggemukkan perusahaannya saja dan diisi oleh kroni-kroni oknum. “Jumlah BUMN terlalu banyak, harus dikurangi. Jangan nanti BUMN diisi oleh kroni oknum,” ucapnya.
Tak hanya itu, menurut Erick selama ini BUMN banyak diisi oleh orang tua atau pensiunan. Menurutnya, dominasi ini tidak sesuai dengan dengan visi Presiden Joko Widodo untuk membuka lapangan pekerjaan.
“Kalau diisi semua pensiunan sedangkan 58 persen penduduk Indonesia di bawah 35 tahun, artinya tidak membuka lapangan kerja,” ucapnya.