Kamis 05 Dec 2019 04:19 WIB

Setelah Lippo Lepas 70% Saham, Gimana Strategi Bisnis Ovo Tahun Depan? Masih Ada Promo Enggak Ya?

Cashback penting sebagai stimulus pada waktu tertentu.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Setelah Lippo Lepas 70% Saham, Gimana Strategi Bisnis Ovo Tahun Depan? Masih Ada Promo Enggak Ya?. (FOTO: Instagram)
Setelah Lippo Lepas 70% Saham, Gimana Strategi Bisnis Ovo Tahun Depan? Masih Ada Promo Enggak Ya?. (FOTO: Instagram)

Warta Ekonomi.co.id, Surakarta

Ovo jadi salah satu pemain besar di sektor pembayaran digital, apalagi perusahaan itu baru saja menyabet gelar unicorn baru-baru ini. Setelah kabar baik itu, Ovo juga diterpa kabar tak mengenakkan, ketika perusahaan konglomerat Lippo Group menjual 70 persen sahamnya di perusahaan finansial teknologi tersebut.

Baca Juga

Menurut Pendiri dan Chairman Lippo Group, Mochtar Riady, itu dilakukan karena Lippo tak kuat lagi dengan strategi bakar uang yang digunakan oleh Ovo sebagai strategi pemasaran. Apalagi, tahun depan, Ovo akan memasuki tahun ketiga. Kira-kira strategi apa yang sudah Ovo siapkan untuk mengatasi masalah 'bakar uang' tersebut?

"Kami memiliki peta jalan yang jelas menuju (bisnis) berkelanjutan dan menghasilkan keuntungan dan kami akan mengurangi (pemasaran bakar uang) secara signifikan taun depan," kata CEO Ovo, Jason Thompshon, dikutip dari KrAsia, Rabu (4/12/2019).

Baca Juga: Bos Lippo Ngaku Sudah Jual Saham OVO, Direksinya Buka Suara

Baca Juga: Dikabarkan Hengkang dari Daftar Investor Ovo, Lippo Group Buka Suara! Kecewa Berat Bos

Menurut Jason, tak cuma Ovo saja yang akan mengurangi bakar uang, pemain pembayaran digital lain pun diyakini akan melakukan hal serupa. Namun, bukan berarti promosi dan cashback hilang begitu saja.

Jason menambahkan, "cashback penting sebagai stimulus pada waktu tertentu, tetapi tak berkelanjutan. Kami harus membuat perencanaan rasional dan perlu ada koreksi dalam subsidinya."

Selain mengurangi bakar uang, Ovo juga akan fokus pada tiga hal pada tahun depan. Pertama, perusahaan akan memfokuskan pertumbuhan produk pinjaman kepada mitra pedagang (lalu konsumen). Selanjutnya, mengeksekusi produk investasi digital melalui Bareksa.

"Kita bisa belajar dari kesuksesan China yang memiliki pemain investasi digital seperti Yu'e Bao, lalu mengeksekusinya di Indonesia," imbuhnya.

Fokus ketiganya ialah produk asuransi yang bermitra dengan Prudential. Menurut Jason, Ovo tengah mengembangkan produk asuransi lain dan akan dirilis tahun depan.

Dengan tiga fokus itu, Ovo berniat beralih dari sistem pembayaran menjadi layanan keuangan digital sepenuhnya dan akan menggandeng partner-partner terbaru.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement