REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk mengaku tak khawatir adanya rencana bank lain melakukan transformasi menjadi bank digital. Salah satunya PT Bank Artos Indonesia Tbk yang akan menjadi bank digital.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan kehadiran bank digital lainnya akan membuat persaingan lebih menarik. Saat ini BCA memilki rencana mengubah PT Bank Royal Indonesia menjadi bank digital.
“Bisnis itu selalu harus punya persaingan supaya lebih menarik. Saya pikir Artos akan berkembang, kami juga akan berkembang,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (3/12) malam.
Menurutnya kunci terpenting dari persaingan industri perbankan terletak pada kepuasaan para nasabah atas pelayanan yang diberikan. Jahja menyakini para nasabah yang akan menjadi penilai terakhir kualitas perbankan termasuk bank digital.
“Jadi namanya market dinamis dan luas pasti pelaku pasar akan banyak dan kami harus siap bersaing. Malah untuk masyarakat lebih bagus banyak yang akhirnya menikmati hasil persaingan pasar itu,” ucapnya.
Jahja menyebut bisnis yang berkembang di Indonesia bukan hanya dari industri perbankan saja, sehingga para pelaku bisnis tak perlu merasa khawatirnya adanya persaingan.
“Karena bisnis Indonesia begitu luas dan besar. Jadi kami enggak perlu saling khawatir. Seperti buktinya ya ada Tokopedia, BukaLapak, Blibli, ada macam-macam kan,” ucapnya.
BCA telah merampungkan akuisisi saham Bank Royal pada November 2019. Rencananya, BCA akan mengubah Bank Royal menjadi bank digital.
Sama seperti Bank Royal, Bank Artos merupakan bank BUKU I hanya fokus menjalankan bisnis segmen komersial. Setidaknya untuk masuk jadi bank digital perseroan membutuhkan belanja modal (capital expenditure).