Senin 02 Dec 2019 19:42 WIB

Daya Saing Turun, Menristek Minta Tingkatkan Inovasi Litbang

Negara jika ingin maju harus menjaga daya saing.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro meminta inovasi bidang litbang ditingkatkan demi menjaga daya saing agar tak turun.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro meminta inovasi bidang litbang ditingkatkan demi menjaga daya saing agar tak turun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringkat daya saing Indonesia yang cenderung menurun dari tahun ke tahun membuat Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Soemantri Brodjonegoro meminta badan/lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) untuk meningkatkan inovasinya. Padahal menurut Bambang negara jika ingin maju harus menjaga daya saing.

"Daya saing di Indonesia cenderung menurun. Bahkan, peringkat daya saing Indonesia dalam laporan Global Competitiveness Index (GCI) 2019 dari World Economic Forum (WEF) menunjukkan turun ke posisi 50 dari posisi 45 di tahun lalu," ujarnya saat acara penganugerahan Apresiasi Lembaga Litbang Tahun 2019, di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), di Jakarta, Senin (2/12).

Baca Juga

Padahal, dia melanjutian, negara jika ingin maju harus menjaga daya saing. Karena  itu, ia meminta peningkatan inovasi dari badan/lembaga litbang harus dijadikan satu tujuan bersama supaya bisa mengangkat daya saing bangsa. Disatu sisi ia menyadari inovasi badan litbang tidak bisa berdiri sendiri dan membutuhkan waktu yang lama. Ia melanjutkan, proses riset, baik riset yang bersifat dasar dan terapan tidak bisa dikerjakan hanya dalam waktu semalam.

"Jadi fungsi penelitian maupun pengembangan membutuhkan waktu yang panjang. Dari sini kami harapkan muncul intervensi yang kemudian bersifat komersial, itulah yang menjadi inovasi," ujarnya.

Untuk menstimulus percepatan inovasi di bidang penelitian dan pengembangan, Bambang mengaku pihaknya telah memberikan hibah inovasi untuk pembinaan. Kemudian, dia melanjutkan, pihaknya berharap lembaga penelitian dan pengembangan tersebut bisa mencari sumber pembiayaan, baik dari perusahaan swasta maupun badan usaha milik negara (BUMN) jika ingin berkembang menjadi Science Techno Park (STP). STP merupakan kawasan yang dikelola secara profesional dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan/perekonomian.

Seperti diketahui peringkat daya saing Indonesia dalam laporan Global Competitiveness Index (GCI) 2019 yang baru dirilis World Economic Forum (WEF) turun ke posisi 50 dari posisi 45 pada tahun lalu. Tak hanya penurunan peringkat, skor daya saing Indonesia juga turun meski tipis 0,3 poin ke posisi 64,6. 

Berdasarkan daftar tersebut, Indonesia makin tertinggal jauh dari Singapura yang menempati posisi pertama. Demikian pula dari Malaysia dan Thailand yang sebenarnya juga turun masing-masing dua peringkat tetapi mash di posisi 27 dan 40. Berbeda dengan Indonesia yang mengalami penurunan skor daya saing, skor kedua negara masih mengalami peningkatan meski turun peringkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement