Senin 02 Dec 2019 10:21 WIB

PT Ammana Fintek Syariah Panen Raya Udang

Tambak udang itu bekerja sama dengan sebuah startup.

PT Ammana Fintek Syariah bekerja sama dengan CV Mina Ceria Nusantara menyelenggarakan panen raya udang di tambak binaan, Subang.
Foto: Dok Ammana Fintek Syariah
PT Ammana Fintek Syariah bekerja sama dengan CV Mina Ceria Nusantara menyelenggarakan panen raya udang di tambak binaan, Subang.

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- PT Ammana Fintek Syariah bekerja sama dengan CV Mina Ceria Nusantara   menyelenggarakan panen raya udang di tambak yang berlokasi di Desa Batangsari, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Panen raya diselenggarakan selama tiga hari, yaitu pada 4, 22 dan 23 November 2019. Budidaya udang itu berlangsung selama 92-112 hari.

"Alhamdulilah hasil panen raya kali ini sebanyak 7.141,85 kg dari delapan kolam yang ada di tambak ini. Ukuran udang berkisar antara 47-32 ekor/kg atau setara 21-31 gram/ekor" kata Lutfi Adhiansyah,  Chief Executive Officer (CEO) dan founder PT Ammana Fintek Syariah di sela-sela panen raya, Ahad (24/11).

Lutfi menambahkan,  estimasi pendapatan total dari panen raya ini sebesar Rp 600 juta. "Secara keseluruhan, produksi siklus ini mencapa total sebanyak 9.874,35 kg; dengan pendapatan keseluruhan mencapai Rp656.000.000," imbuh Lutfi melalui rilis yang diterima Republika.co.id.

photo
Udang hasil panen Ammana Fintek Syariah dan CV Mina Ceria Nusantara.

Lebih lanjut Lutfi menjelaskan,  harga udang bervariasi dan berfluktuasi. Untuk harga terakhir ini,  kisaran Rp 71.500 sampai dengan Rp 90.000 per kilogram, tergantung ukuran udangnya. "Harga sempat anjlok drastis pada saat Pilpres dan Pileg kemarin, menyentuh di harga Rp 30 ribuan per kilo," ujar Lutfi.

Untuk panen raya kali ini,  mengalami pendapatan bersih keuntungan 2-5 persen.  Hal ini dikarenakan masa panen yang sebelumnya enam bulan sekali,  sekarang bisa dicapai empat bulan sekali dalam setahun. Hal ini dikarenakan lapisan bawah tambak yang diperbaharui dan lebih moderen. 

"Bisnis udang adalah bisnis air.  Kalau kita berhasil mengelola PH air dengan baik,  maka akan dicapai hasil yang bagus. Dan sebaliknya,  jika kita kurang bisa mengelola PH air nya,  hasilnya akan jauh dari harapan" ujarnya.

Tambak binaan PT Ammana mempekerjakan sebanyak 15 karyawan yang mayoritas penduduk asal daerah setempat.   Ada salah  seorang teknisi putra daerah asli yang berhasil menyelesaikan kuliahnya di Jakarta,  ikut bergabung di tambak tersebut. 

Ia mengungkapkan, masalah keamanan menjadi kendala besar setiap tambak udang pada umumnya.   Namun di tambak  binaan PT Ammana ini,  hal tersebut bisa diminimalisir. Bahkan sama sekali tidak terjadi pencurian.  Hal itu dikarenakan pendekatan yang dilakukan pengelola tambak kepada penduduk sekitar.

“Alhamdulillaah,  kami tidak menyewa keamanan khusus untuk menjaga tambak ini. Kami cukup lakukan dengan merangkul penduduk sekitar dengan cara sosialisasi dan mengajak shalat dan mengaji berjamaah," ujarnya. 

Untuk target ke depan,  Ammana Fintek Syariah memperluas tambak ke daerah yang dekat dengan lokasi tambak sekarang.   “Sehingga, permintaan ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat dapat terpenuhi lebih besar lagi kuantitasnya,” tuturnya. 

Lebih lanjut Lutfi mengatakan, kerja sama dengan CV Mina Ceria Nusantara telah berlangsung sejak akhir 2018. Hal ini sesuai dengan idealisme visi misi PT Ammana Fintek Syariah yakni mengembangkan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui dua pola. Kedua dua pola itu adalah pola mikro syariah dan pola langsung menyentuh kepada sektor riil. 

"Di  sektor riil,  dengan CV. Mina Ceria Nusantara yang memiliki nilai tambah mengangkat kesejahteraan penduduk sekitar tambak,  dengan melalui usaha tambak udang," kata Lutfi. 

photo
Udang yang baru dipanen.

PT Ammana Fintek Syariah yang berkantor di Mampang Square Jakarta Selatan ini,  telah terdaftar di otoritas jasa keuangan (OJK) sejak akhir 2017. Sehingga,  dapat berfungsi sebagai mediator antara pengelola udang (CV Mina Ceria Nusantara) dan  para penyandang modal usaha.

"Penyandang modal yang sudah tercatat hingga saat ini,  sekitar 115 orang dari berbagai kalangan,  mulai dari ibu rumahtangga, pelajar/ mahasiswa hingga pekerja. Kami menghindari terjadinya pembiayaan tunggal oleh perorangan atau satu lembaga keuangan walaupun memiliki modal yang cukup besar," imbuh Lutfi. 

Ia menambahkan,  pengelola CV Mina Ceria Nusantara terdiri dari kaum milenial yang berasal dari lulusan IPB dan UI.  Setelah lulus,  mereka mengelola perusahaan startup ini. Sehingga,  diharapkan inline dengan program inklusi keuangan yang diamanatkan OJK kepada semua fintek khususnya PT Ammana. Dengan demikian,  terbentuk  inklusi keuangan antapemodal yang bervariasi. 

"Kami berharap,  kerja sama dengan CV Mina ini bisa berlanjut dan meningkat,  karena mempunyai visi misi yang dapat membantu para startup dalam mensejahterakan kehidupan penduduk," pungkas Lutfi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement