Warta Ekonomi.co.id, Surakarta -- Google memecat empat karyawan yang diduga melanggar kebijakan keamanan data perusahaan setelah penyelidikan sudah rampung, menunjukkan bukti kalau keempatnya telah mengakses proyek, kalender, dan surel milik anggota staf lain.

Dalam surel yang diperoleh oleh Bloomberg, Google menjelaskan, tindakan yang dilakukan oleh mantan karyawannya bertentangan dengan kebijakan perusahaan.

"Kami selalu mengutamakan keamanan informasi dan tak akan memaklumi tindakan yang mengarah pada kebocoran informasi bisnis atau data pelanggan yang sensitif. Ini bukan budaya yang sesuai denan Google," kata perwakilan perusahaan, dikutip dari TechRadar, Jumat (29/11/2019).

Baca Juga: Hubungan dengan Karyawan Memanas, Apalagi Pasca Google Pecat Karyawan yang. . . .

Ketegangan Internal

Tak dapat dipungkiri, pemecatan empat karyawan itu berpotensi meningkatkan ketegangan staf yang juga aktivis yang memprotes sejumlah proyek perusahaan, serta cara perusahaan dalam menangani dugaan kasus pelecehan seksual.

Meski tak menyebutkan identitas karyawan yang dipecat, salah satu Insinyur Perangkat Lunak, Rebecca Rivers mengumumkan lewat Twitter-nya kalau ia diberhentikan. Rivers merupakan salah satu karyawan yang keberatan dengan proyek Google dengan US Customs and Border Protection.

Pemecatan ini juga memancing respons para aktivis lainnya. "Dengan pemecatan ini, Google seakan membalas protes (para aktivis). Mereka adalah perserikatan klasik yang tersembunyi di balik jargon teknologi dan kami tak akan mendukungnya," ujar anggota staf Google yang mendukung gerakan para aktivis.Twitter

Ikuti Whatsapp Channel Republika