Kamis 28 Nov 2019 21:32 WIB

Perusahaan Jerman Minat Investasi Baterai Lithium Indonesia

Perusahaan Jerman BASF berminat berinvestasi baterai lithium di Indonesia.

Baterai Lithium Ion. ILustrasi
Foto: Techradar
Baterai Lithium Ion. ILustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan, perusahaan kimia Jerman BASF berminat berinvestasi baterai lithium di Indonesia. BASF merupakan perusahaan kimia terbesar dunia yang menjadi pemasok utama bahan-bahan kimia baik bagi industri makanan, otomotif, hingga infrastruktur.

Bahlil menjelaskan, minat ini disampaikan setelah pertemuan delegasi Indonesia di kantor pusat BASF, di Ludwigshafen, Jerman, Kamis (28/11). "Ini merupakan hal yang baik dan strategis untuk menjadikan Indonesia sebagai tempat berinvestasi yang aman,” ujar Bahlil dalam rilis yang diterima Republika.

Dalam pertemuan itu, delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Bahlil mengatakan, pihak Indonesia juga memaparkan informasi tentang besarnya cadangan mineral yang dimiliki di Indonesia. Khususnya nikel yang merupakan komponen dominan pembuatan baterai lithium untuk kendaraan listrik.

Selain itu, Bahlil menjelaskan, pemerintah juga menyampaikan rencana Indonesia untuk membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Pembangunan ini akan menghasilkan harga listrik murah yang akan mendukung industri litium baterai dan smelter di Indonesia.

Pada kesempatan itu, hadir pula perwakilan dari perusahaan asal Cina. Perusahaan-perusahaan ini telah berinvestasi di Weda bay, Halmahera, Maluku Utara di bidang pembuatan bahan untuk litium baterai di Indonesia.

Salah satu perwakilannya adalah Chairman dari Huayou Cobalt, Xuehua Chen. Ia mengatakan, Indonesia memiliki kekuatan besar dari sisi pasokan bahan baku yang melimpah. Selain itu, menurutnya, pemerintah Indonesia sudah menciptakan iklim yang bagus untuk bisnis.

"Oleh karena itu, kami sebagai salah satu perusahaan terdepan di bidang baterai untuk kendaraan listrik merasa percaya diri akan sukses di Indonesia," ujar Chen.

Chen menargetkan perusahaan akan membangun kawasan industri global terdepan kelas dunia dengan memanfaatkan industri baterai di Indonesia.

Hadir pula dalam kesempatan itu, Direktur Perencanaan Jasa dan Kawasan BKPM Nurul Ichwan, Perwakilan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) London Aditia Prasta, Dubes RI di Berlin Arif Havas Oegroseno, Konjen RI di Frankfurt, Chairman Huayou Cobalt Xuehua Chen, dan perwakilan BASF yakni Daniel Schoenfelder (Vice President BASF Battery Material Europe), Jay Yang (Vice President BASF Battery Material Asia), dan Matthias Dohrn (Senior Vice President BASF Precious & Base Metal services).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement