REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perseoalan avtur kembali mencuat karena menjadi beban maskapai mempertahankan operasional di setiap rute. Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah mengakui penjualan avtur di setiap bandara tidak satu harga.
"Iya (penjualan avtur di setiap bandara) beda-beda, kan distribusinya beda-beda," kata Pikri di Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Selasa (26/11).
Pikri mengakui sebelumnya sudah disebutkan penjualan avtur memang sudah satu harga. Hanya saja, perbedaan setiap distribusi avtur menurut Pikri yang membuat harga berbeda-beda di setiap bandara.
"Jadi kalau avtur kan yang dijelaskan distribusinya, misalnya bawa BBM ke puncak Papua atau ke mana. Itu kebijakan Pertamina lah," tutur Pikri.
Pikri mengatakan meski harga avtur berbeda di setiap bandara, kementerian terkait akan mengkoordinasikan hal tersebut agar tak membebani maskapai. Sebagai pengguna avtur, kata dia, Garuda tidak akan ikut berkoordinasi namun pemerintah yang mengaturnya.
Meskipun begitu, Pikri tetap mengharapkan harga avtur tidak terus menerus tinggi agar operasional maskapai berjalan dengan baik. "Mudah-mudahan (avtur) nggak naik, itu juga mengikuti harga minyak dunia," tutur Pikri.
Dia juga menambahkan pada dasarnya harga avtur yang tinggi belum menganggu operasional rute yang diterbangkan Garuda. Menurutnya sejauh ini masih dalam taraf yang aman terhadap penerbangan Garuda Indonesia.
"Nggak ada (rute tutup). Sulawesi malah nambah dengan pesawat-pesawat besar, jadi tidak masalah," tutur Pikri.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan akan membahas langsung dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) utuk persoalan avtur. Sebab PT Pertamina (Persero) menjadi satu-satunya perusahaan yang menjual avtur di Indonesia untuk operasional pesawat.
"Saya hubungi Pak Erick (Menteri BUMN), kita upayakan avtur harus turun," kata Budi saat melakukan rapat kerja dengan Komisi V DPR, Senin (25/11).
Budi mengakui memang ada perbedaan harga avtur di sejumlah bandara yang ada di Indonesia. Menurutnya harga avtur di Bandara Internasional Soekarno-Hatta memang rendah namun berbeda dengan bandara lainnya.
"Di Kertajati naik lima persen harga avturnya. Berbeda dengan di Soekarno-Hatta," tutur Budi.
Untuk itu, Budi menegaskan saat ini akan lebih mengupayakan untuk menurunkan harga avtur. Hanya saja hal tersebut menurutnya juga perlu keikutsertaan para maskapai dan para pemerintah daerah. Rahayu Subekti