REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sedang melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap BUMN. Arya menyampaikan, evaluasi juga dilakukan terhadap rencana holding sejumlah BUMN.
"Semua (holding) yang belum jadi kita evaluasi. Kita lihat evaluasi dan kajiannya," ujar Arya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (26/11).
Arya menilai, evaluasi terhadap rencana holding perlu dilakukan agar pembentukan holding bisa memberikan manfaat, bukan justru malah merugikan.
"Kalau memungkinkan dan bagus oke saja, tapi kalau misalnya tidak memungkinkan dan malah makin tidak baik untuk perkembangan ekonomi negara ya ditahan," ujar Arya.
Arya mengambil contoh rencana holding karya yang kemungkinan kecil direalisasikan. Pertimbangannya, kata Arya, keberadaan holding karya dikhawatirkan akan merugikan dan menghambat perkembangan pelaku usaha kecil dan menengah (UMK) yang berkutat di bidang yang sama.
"Akibatnya ekonomi bisa tidak bergerak, ini concern Pak Jokowi. Kalau itu menghentikan ekonomi menengah ke bawah ya jangan. Tapi, kalau misalnya tidak mematikan dan juga malah meperkuat, itu oke," kata Arya.
Arya menambahkan, Kementerian BUMN tetap akan melanjutkan sejumlah holding yang sudah berjalan pada masa pemerintahan sebelumnya. Arya menilai Kementerian BUMN juga akan mengevaluasi holding yang sudah berjalan, meski tidak dalam posisi menganulir atau merombak secara besar-besaran.
"Ya, kita lihat, nanti kita perbaiki. Kalau dirombak lagi pusing," kata Arya menambahkan.