REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Musim tanam area sawah di Kabupaten Karawang masih harus tertunda hingga menjelang akhir November. Ini disebabkan musim hujan yang belum merata di sejumlah daerah di Jawa Barat termasuk Kabupaten Karawang.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang M Hanafi Chaniago mengatakan musim tanam di Karawang seharusnya bisa dimulai pada Oktober. Namun karena hujan yang belum intens turun, air irigasi juga belum maksimal bisa mengaliri sawah yang akan mulai tanam. Karenanya hingga November ini baru sekitar enam ribu hektare sawah yang mulai tanam.
“Untuk dua bulan ini Oktober dan November baru 6 ribuan hektare yang sudah tanam dari total sawah di Karawang lebih dari 95 ribu hektare,” kata Hanafi kepada Republika.co.id, Senin (25/11).
Hanafi mengatakan terbatasnya debit air dari waduk-waduk yang menjadi sumber air baku irigasi membuat musim tanam masih harus tertunda. Pasalnya saluran irigasi belum bisa dibuka dan dimanfaatkan optimal karena debit air baku menurun.
Ia mengaku sudah menyosialisasikan kepada para petani perihal ketersediaan air baku yang masih belum mencukupi. Pihaknya pun sudah meminta petani menunda tanam hingga air irigasi bisa mulai dimanfaatkan kembali.
“Debit air Jatiluhur masih kurang. Jadi diimbau hemat penggunaan air. Kalau masih kurang air jangan olah tanah dulu,” imbaunya.
Jika aliran irigasi dipaksa mengalirkan air maka dikhawatirka ada gangguan terhadap hal lainnya. Seperti ketersediaan pasokan air minum hinggga listrik yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta II sebagai pengelola aliran irigasi sawah di Karawang dan sekitarnya.
Ia berharap pada Desember mendatang musim tanam sudah bisa dimulai di Kabupaten Karawang. Sehingga tertundanya musim tanam ini tidak berdampak pada kekurangan produksi beras dari daerah yang menjadi lumbung padi nasional ini.
“Untuk musim tanam April sampai ke September 2019 kemarin kita realisasi tanam sekitar 104.817 hektare. Semoga musim tanam Oktober - Maret ini bisa lebih dari itu juga,” tambahnya.