Ahad 24 Nov 2019 09:21 WIB

Persiapan CIMB Niaga Syariah Lepas dari Induk

CIMB Niaga Syariah akan lepas saat punya layanan yang hampir sama dengan induk.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Dajajanegara saat memberikan paparan kinerja dan kondisi perbankan syariah Media Training and Gathering tentang Perbankan Syariah di Bogor, Jumat (22/11).
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Dajajanegara saat memberikan paparan kinerja dan kondisi perbankan syariah Media Training and Gathering tentang Perbankan Syariah di Bogor, Jumat (22/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CIMB Niaga Syariah terus mempersiapkan diri untuk lepas dari induk pada 2023. Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Dajajanegara menyampaikan UUS lebih baik spin off saat sudah mencapai kondisi mapan.

"Menurut saya kalau mau jadi BUS harus sudah besar, CIMB Niaga Syariah ingin spin off kalau sudah buku III, minimal asetnya Rp 80-90 triliun," kata dia di Bogor, akhir pekan kemarin.

Baca Juga

Pengalaman nasabah menjadi prioritas utama. CIMB Niaga Syariah menargetkan akan spin off saat punya layanan yang hampir sama dengan induk yang buku IV. Sehingga kenyamanan nasabah terjaga.

Jika lepas saat kondisi layanan jauh dengan induk, nasabah bisa jadi lari karena penurunan pengalaman. CIMB Niaga mempersiapkan dengan pertumbuhan organik, target aset Rp 80 triliun bisa dicapai pada 2023.

Aset per September 2019 tercatat sebesar Rp 36,98 triliun. Pandji menargetkan hingga akhir tahun, aset menjadi sekitar Rp 40 triliun. Dengan pertumbuhan aset rata-rata sekitar 30 persen per tahun maka dalam empat tahun target Rp 80 triliun bisa tercapai.

Pertumbuhan aset CIMB Niaga Syariah pada 2018 lalu tercatat sebesar 45,4 persen. Pandji optimistis target spin off 2023 bisa dilakukan juga tanpa tambah modal dari induk. Ia mengatakan terakhir tambah modal pada 2018 lalu sebesar Rp 1,25 triliun.

CIMB Niaga Syariah memasang perhitungan rasio untuk tambah modal berdasarkan rasio kecukupan modal (CAR) dan kondisi ekonomi. Jika CAR dibawah 15-16 persen, maka CIMB Niaga Syariah akan meminta modal pada induk. Rasio CAR CIMB Niaga Syariah per September 2019 tercatat 17 persen.

Untuk tahun depan, Pandji menyebut tidak perlu tambah modal. Laba bank tercatat melebihi ekspektasi sehingga masih cukup untuk ekspansi tahun depan. Per September 2019, laba bersih tercatat Rp 848,85 miliar.

"Di akhir tahun bisa Rp 1,2 triliun, naik 30 persen," kata dia.

Pandji memperhitungkan, jika proyeksi laba sesuai pada Juni 2020, maka CIMB Niaga Syariah sudah menjadi bank buku III dengan modal inti sebesar Rp 5 triliun. Per September 2019, posisi modal inti CIMB Niaga Syariah sebesar Rp 3,7 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement