REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau Asuransi Jasindo melakukan perluasan pangsa pasarnya dengan menerapkan pola bisnis baru. Salah satunya dengan perubahan orientasi dari product oriented atau produk menjadi customer oriented atau menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
Direktur Keuangan dan Investasi Asuransi Jasindo Didit Mehta Pariadi mengatakan perubahan orientasi bisnis tentu mengubah struktur organisasi yang selama ini ada di Asuransi Jasindo. Didit mengatakan untuk mendukung penetrasi ke masyarakat dengan jangkauan yang lebih luas, Asuransi Jasindo akan menggandeng perusahaan teknologi finansial (tekfin) yang semakin marak pertumbuhannya di Indonesia.
"Perkembangan jasa keuangan berbasis teknologi finansial di Indonesia sangat pesat," ujar Didit saat media gathering di Bogor, Jawa Barat (Jabar), Jumat (22/11) malam.
Didit memandang perkembangan jasa keuangan berbasis tekfin menjadi pangsa pasar yang potensial bagi industri asuransi. "Tekfin bisa dijadikan suatu pemecah es (ice breaker) yang signifikan bagi industri asuransi untuk menembus masyarakat hingga ke lapisan yang paling bawah," ucap Didit.
Selain itu, kata Didit, tekfin dapat menjadi suatu hantaran asuransi untuk maju. Sebab, tekfin memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan memiliki basis data yang besar. Didit memandang kolaborasi dengan perusahaan tekfin merupakan sesuatu hal yang berpotensi karena adanya generasi milenial yang erat kaitannya dengan digitalisasi yang mulai mendominasi pasar sekarang ini.
"Pemanfaatan tekfin juga bisa meningkatkan efisiensi perusahaan asuransi, baik belanja modal, infrastruktur maupun biaya operasional lainnya," lanjut Didit.
Selain kolaborasi dengan tekfin, Asuransi Jasindo juga berencana memasarkan produk baru antara lain cyber insurance, produk segmen milenial, produk di bidang pertanian asuransi kopi dan bawang pada 2020.
"Di bidang peternakan asuransi kambing atau domba dan di bidang kesehatan, asuransi kesehatan individu," kata Didit menambahkan.