Rabu 20 Nov 2019 18:16 WIB

Ini Upaya Blue Bird Tingkatkan Layanan

Blue Bird akan melakukan peremajaan kendaraan dan meningkatkan kualitas pengemudi.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
TAKSI LISTRIK. Awak armada e-Taxi Bluebird menggunakan mobil BYD e60 buatan Cina di Port Charging Bluebird di Jakarta, Senin (22/4).
Foto: Yogi Ardhi/Republika
TAKSI LISTRIK. Awak armada e-Taxi Bluebird menggunakan mobil BYD e60 buatan Cina di Port Charging Bluebird di Jakarta, Senin (22/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memberikan layanan terbaik untuk pelanggan merupakan kunci keberhasilan Blue Bird bisa bertahan di tengah gempuran kehadiran taksi daring. Tidak ingin ditinggal pelanggan, perusahaan transportasi ini pun mulai berbenah dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi.

Gebrakan demi gebrakan dilancarkan. Mulanya, Blue Bird menghadirkan layanan pemesanan secara daring melalui peluncuran aplikasi My Blue Bird. Tidak lama kemudian, perusahaan menjalin kerja sama strategis dengan salah satu aplikasi transportasi daring, Gojek. 

Tidak berhenti sampai disitu, Blue Bird juga memberi kemudahan kepada pelanggan dengan menghadirkan layanan pembayaran berbasis elektronik. Untuk keperluan tersebut, Blue Bird berkolaborasi dengan dompet digital, Dana, sebagai salah satu metode pembayaran nontunai di aplikasi My Blue Bird. 

"Ini strategi untuk mempertahankan pelanggan dan meningkatkan pelayanan sehingga secara tidak langsung akan berdampak ke pertumbuhan bisnis," ujar Direktur PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetomo, Rabu (20/11).

Kerja sama dengan Dana ini merupakan upaya Blue Bird dalam melengkapi berbagai cara pembayaran. Ini sesuai dengan misi utama perusahaan yang ingin menjawab semua kebutuhan pelanggan. Selain pembayaran secara digital, pelanggan bisa melakukan pembayaran secara tunai maupun menggunakan kartu kredit. 

Menghadirkan alternatif cara pembayaran secara elektronik ini adalah rangkaian dari pengembangan teknologi yang dilakukan Blue Bird. Ke depan, menurut Sigit, Blue Bird akan fokus mengembangkan infrastruktur digital diantaranya memperbarui sistem hingga menghadirkan taksi cerdas untuk pelanggan.

"Kita akan lakukan pemasangan IoT (Internet of Things) di unit supaya taksi kita lebih cerdas, bisa menerima berbagai macam transaksi. Kalau sekarang kan masih menggunakan argo," kata Sigit. 

Fokus dalam pengembangan teknologi ini bukan tanpa alasan. Tidak bisa dipungkiri, transaksi dari pengguna aplikasi digital sangat besar saat ini. Bahkan bisa menandingi transaksi luring. Pemesanan di aplikasi My Blue Bird saja sudah hampir mencapai 50 persen dari total keseluruhan pemesanan. 

"Sedangkan untuk transaksi pembayaran nontunai juga sudah mencapai 50 persen dari total pembayaran," tambah Sigit. 

Di samping pengembangan digital, Blue Bird juga terus meningkatkan kualitas dari sisi layanan pengemudi. Pengemudi akan dilengkapi beberapa perlengakapan yang lebih pandai sehingga bisa memberikan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan.

Sementara dari sisi unit kendaraan, Blue Bird juga akan melakukan peremajaan armada. "Peremajaan armada salah satu strategi bersaing. Pelanggan pasti tidak suka dengan kendaraan tua. Itu fokus kami tahun depan," tutur Sigit. 

Selain itu, Blue Bird juga akan melakukan penambahan armada di tahun depan. Untuk melengkapi jenis armadanya, Blue Bird telah mengimpor 30 mobil listrik. Lima di antaranya merupakan merek Tesla Model X 75D A/T dan 25 merek BYD 96 A/T.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement