Rabu 20 Nov 2019 17:40 WIB

Sampoerna Gold Targetkan Capai Pangsa Pasar Lima Persen

Emas mulai diminati sebagai alternatif investasi di tengah ketidakpastian ekonomi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
PT Sampoerna Gold Indonesia menggandeng Orori Group untuk memasarkan logam mulia melalui teknologi digital, Rabu, (20/11).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
PT Sampoerna Gold Indonesia menggandeng Orori Group untuk memasarkan logam mulia melalui teknologi digital, Rabu, (20/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sampoerna Gold Indonesia (SGI) berharap bisa mengambil pangsa pasar logam mulia hingga sebanyak lima persen. Pasalnya, di tengah kondisi ekonomi global yang belum pasti, banyak orang mulai mencari instrumen alternatif investasi.

"Logam mulia merupakan instrumen investasi alternatif, jadi permintaannya naik terus. Kita harap timing kita kuat sehingga bisa menikmati permintaan tersebut," ujar CEO PT SGI John Aryananda kepada wartawan di Jakarta, Rabu, (20/11).

Baca Juga

Pada 11 November lalu, perusahaan baru saja meluncurkan program mulia Waris. Kini SGI menggandeng Orori Group untuk memasarkan produk itu lewat daring atau teknologi digital. 

Pada tahap pertama, SGI menjual logam mulia berukuran 10 gram. Pada semester pertama 2020, perusahaan akan menyediakan emas bergramasi lebih kecil dan lebih besar yaitu satu gram, lima gram, hingga 25 gram. 

Melihat permintaan yang tinggi, SGI yakin pada 2020 sampai 2021, total emas yang terjual bisa menembus satu hingga dua ton. Ketika prapenjualan saja, lanjut dia, logam mulia yang terjual sudah mencapai 43 kilogram.

"Itu belum termasuk permintaan internal Sampoerna. Perlu diketahui, karyawan Sampoerna sekitar 50 ribu," kata John.

Dirinya menambahkan, emas SGI dijamin keamanan serta keasliannya, pembeli bisa mendeteksinya melalui kode QR yang terdapat pada kemasan. "Packaging (kemasan) itu sebuah kesatuan dengan produk, jadi harus saling menemani, baik ketika disimpan maupun saat di transaksikan jual beli," jelas John. 

Kemasan, ujar dia, juga bisa dibuka tutup, sehingga saat dijual ke toko emas, toko bersangkutan bisa mengecek keaslian emasnya. "Jadi packaging jangan dibuang, simpan logam mulia dengan packaging-nya," tegas John.

CEO Orori Group Triono J Dawis menambahkan, perusahaannya yakin mampu membantu penjualan logam mulia Waris. Alasannya saat ini banyak orang ingin berinvestasi emas. 

"Mereka harus sudah mulai cari hedging demi melawan ketidakpastian kondisi ekonomi, dan lainnya. Mereka mencari alternatif melalui belanja emas," ujarnya pada kesempatan serupa. 

Triono memastikan, teknologinya mumpuni sekaligus terpercaya. Maka para investor tidak perlu ragu membeli emas lewat daring. 

"Kita ada proses KYC (Know Your Customer), kita juga punya tim kurir terlatih yang siap antarkan logam mulia. Mereka bisa pula  menjelaskan bagaimana cara simpan logam mulia, dan sebagainya," jelas dia. 

Sebagai informasi, Orori mulai menjual perhiasan lewat daring sejak 2014. Selama lima tahun terakhir, pendapatannya secara tahun ke tahun tumbuh lima kali lipat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement