Rabu 20 Nov 2019 11:00 WIB

Lokomotif Ekonomi Syariah

Pengembangan ekonomi syariah merupakan bagian dari strategi bauran kebijakan BI.

Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Abdul Muid Badrun, Dosen Ekonomi Syariah FEB Paramadina dan Peserta ISEF

JAKARTA — Bank Indonesia (BI) bersama Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), saat ini sedang (saat tulisan ini dibuat) menyelenggarakan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-6. Tujuannya untuk mendorong Indonesia sebagai pusat rujukan ekonomi dan keuangan syariah global. ISEF ke-6 tahun ini meng usung tema "Sharia Economy for Stronger and Sustainable Growth".

Tema tersebut selaras dengan event ekonomi syariah dunia sepanjang 2019, bersan ding dengan event internasional dari berbagai negara. Di antaranya, Malaysia International Halal Showcase (MIHAS), Global Islamic Economy Singapore (GIES), Halal Trade Expo Korea, London Sukuk Summit, dan Washington DC Halal Expo & Summit 2019.

Dalam ISEF 2019 ini, BI dan KNKS bermitra dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), LPPOM-MUI, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), dan Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC).

BI juga melibatkan mitra strategis inter nasional, seperti Islamic Financial Services Board (IFSB), International Islamic Financial Market (IIFM), Organization for Islamic Cooperation (OIC), The Association of Deve lop ment Financing Institutions in Member Countries of the Islamic Development Bank (ADFIMI), dan World Halal Association.

Sebagai upaya inklusivitas dalam strategi pengembangan ekonomi syariah di Indo nesia, BI ikut mengembangkan ekosistem halal value chain. Caranya, BI akan turut melibatkan pelaku UMKM syariah dan pe san tren.

Adapun pengembangan ekonomi syariah merupakan bagian dari strategi bauran kebijakan BI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement