Ahad 17 Nov 2019 16:24 WIB

Pengamat: Bank Muamalat Masih Cukup Baik

Permasalahan Bank Muamalat dinilai tidak sebesar yang diberitakan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
Bank Muamalat
Foto: Amin Madani/Republika
Bank Muamalat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permasalahan Bank Muamalat dinilai tidak sebesar yang diberitakan. Ekonom CORE, Piter Abdullah menyampaikan kondisi pionir bank syariah tersebut masih terbilang baik-baik saja, tidak mengalami krisis dan beroperasi secara normal.

"Rasio Kecukupan Modal (CAR) Bank Muamalat masih sekitar 12 persen dan masih ada untung, artinya masih cukup baik," kata dia kepada Republika.co.id, Ahad (17/11).

Baca Juga

Meski demikian, Bank Muamalat memang mengalami pemburukan di kualitas aset khususnya terlihat di rasio pembiayaan bermasalah atau NPF yang meningkat. Ini berdampak negatif terhadap permodalan.

Persoalan tingginya NPF ini, tambah Piter, sebenarnya tidak hanya terjadi di Bank Muamalat tetapi juga di banyak bank syariah lainnya. Di bank syariah lain, masalah ini tertutupi oleh upaya penambahan modal dari pemilik.

"Bank Muamalat menurut saya masih punya prospek yang baik, ini dibuktikan dengan banyaknya investor yang berminat masuk," kata dia.

Piter menilai OJK pun tidak akan membiarkan permasalahan Bank Muamalat berlarut-larut dan terus memburuk. Ia sepakat bahwa bank perlu ditopang modal besar sekaligus. Dan untuk mencapainya, masih ada waktu.

"Dengan CAR yang masih 12 persen, menurut saya belum terlalu darurat, masih ada waktu untuk mencari investor baru yang akan masuk," katanya.

Piter mengatakan solusi Bank Muamalat dan bank syariah lainnya tidak hanya sekedar menambah modal. Tetapi perlu juga perbaikan di strategi bisnis bank dengan dukungan sumber daya manusia yang lebih baik.

Total aset Bank Muamalat per Juni 2019 mencapai Rp 54,57 triliun atau turun dari Juni 2018 sebesar Rp 55,18 triliun. Sementara, NPF kotor naik dari 1,65 persen menjadi 5,41 persen (yoy). NPF bersih naik dari 0,88 persen menjadi 4,53 persen.

Pemegang saham pendiri sekaligus mantan Direktur Utama Bank Muamalat, Zainulbahar Noor juga menyampaikan kondisi Bank Muamalat masih mirip seperti 2018. Pemberitaan terkini menurutnya membawa keanehan tersendiri.

"Sebanyak 800 ribu pemegang saham kecil bank ini, dibingungkan oleh kesimpangsiuran yang bertolak belakang," kata dia pada Republika.

Zainul menyampaikan kinerja Bank Muamalat di tengah masalah ini berkat keloyalan dan kepercayaan tinggi dari para pemegang saham lokal, pemegang rekening, serta umat Islam Indonesia. Ini telah teruji berkali-kali. 

Ia mengenang pada setiap krisis ekonomi moneter, Bank Muamalat tidak terimbas dengan penarikan tabungan dan deposito nasabahnya.  Pada saat banyak bank-bank swasta sekarat dan mendapatkan bantuan likuiditas Bank Indonesia, Bank Muamalat tetap beroperasi seperti biasa. 

"Di luar memburuknya kondisi finansial oleh banyaknya pembiayaan macet, bank ini masih dapat survive," kata dia. 

Zainul juga menyebut peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sangat besar dalam pemeliharaan keadaan tersebut. Ia percaya OJK dan pemerintah akan memberi perhatian prima dan mementingkan penyelamatan Bank Muamalat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement