REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan, saat ini, sebanyak 24 perusahaan siap berinvestasi di Indonesia. Nilainya mencapai Rp 700 triliun daam bentuk investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI). Hanya saja, realisasi investasi tersebut masih terkendala masalah domestik.
Bahlil mengatakan, ‘antrian’ FDI ratusan triliun itu sekaligus menggambarkan bahwa animo investasi di Indonesia masih tinggi. "FDI ini sudah didepan pintu. Tapi tidak bisa masuk dan berinvestasi ke dalam negeri karena masalah-masalah sepele dan klasik, berputar-putar, izin-izin, rekomendasi, regulasi perpajakan, dan ketersediaan lahan," ucapnya, Selasa (12/11) malam.
Bahlil tidak menyebutkan secara rinci asal 24 perusahaan itu. Namun, ia memastikan, mereka siap masuk ke berbagai sektor usaha di Indonesia. Sayangnya, investasi tersebut hanya berakhir pada level komitmen karena hambatan berinvestasi di Indonesia yang dinilai terlalu besar.
Oleh karena itu, Bahlil mengatakan, BKPM akan fokus membenahi persoalan domestik sembari tetap menjalankan promosi. Perbaikan dilakukan di antaranya mengenai kewenangan perizinan sektoral, perpajakan, dan pengadaan lahan. "Kita juga akan selesaikan masalah koordinasi di daerah," ucap mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu.
Keluhan tersebut sempat disampaikan Duta Besar Jepang Masafumi Ishii saat bertemu dengan jajaran BKPM di Jakarta, Senin (11/12). Dalam pertemuan, ia mengungkapkan, sejumlah kendala regulasi, perizinan, perpajakan membuat investasi Jepang mengalami perlambatan di Indonesia. Akibatnya, Jepang justru mengerahkan investasinya ke negara-negara tetangga yang lebih siap menerima investasi.
Sebelumnya, Ishii menyebutkan, Indonesia sempat menjadi tujuan investasi nomor satu sedunia. Tapi, berdasarkan survei, posisi Indonesia kini sudah digeser oleh beberapa negara lain seperti Vietnam, India dan Cina.
Tapi, Ishii masih berharap akan perbaikan investasi Jepang di Indonesia. "Kami menyambut baik harapan Kepala BKPM yang baru. Kami akan optimis kerjasama investasi dan ekpos dengan Indonesia akan semakin meningkat ke depan," ujarnya.