REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyambut positif putusnya kemitraan antara Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Group sejak pekan lalu. Erick menilai, pisahnya Garuda dan Sriwijaya justru menghindarkan praktik oligopoli dalam industri penerbangan nasional.
Sebelumnya, kemitraan Garuda dengan Sriwijaya memang membentuk dua raksasa penguasa industri penerbangan, bersama Lion Air Group. "Ya alhamdulillah bagus kan. Kan bagus dengan industri penerbangan yang tidak oligopoli adanya persaingan bagus dan kalau Sriwijaya ingin berdiri sendiri ya saya rasa Garuda lebih senang," kata Erick seusai menghadiri rapat terbatas di Istana, Senin (11/11).
Erick menambahkan, Garuda Indonesia masih memiliki Citilink sebagai anak perusahaan yang menangani segmen pasar berbeda. Menurut dia, persoalan yang tersisa saat ini adalah pemeriksaan terkait utang Sriwijaya yang masih ditangani oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Saya rasa itu harus kita hormati ya. Terpenting bagaimana kita menyelesaikan tentu masalah utang yang akan diperiksa oleh BPKP untuk dari Sriwijaya. Kan mereka harus selesaikan gimana utangnya," katanya.