Senin 11 Nov 2019 12:06 WIB

Menhub Mengaku Terus Pantau Kondisi Garuda-Sriwijaya

Menhub meminta Sriwijaya memenuhi kewajiban terhadap penumpang yang batal terbang.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolanda
Menhub Budi Karya Sumadi bersiap mengikuti foto bersama seusai pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Beranda Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menhub Budi Karya Sumadi bersiap mengikuti foto bersama seusai pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Beranda Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta polemik Garuda Indonesia dengan Sriwijaya tak lantas mengabaikan aspek keselamatan dalam industri penerbangan. Kementerian Perhubungan (Kemenhub), kata dia, akan terus melakukan pemantauan secara intensif.  

"Berkaitan operasional akan kita jaga agar suatu proses operasional itu safety, artinya orang yang menjalani dan syarat-syarat keamanan harus dipenuhi dan kita pantau," ujar Budi usai acara pengecoran terakhir jembatan lengkung bentang panjang kuningan pada proyek pelaksanaan pembangunan prasarana kereta api ringan atau light rail transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi di persimpangan Jalan HR Rasuna Said dan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (11/11).

Baca Juga

Mengenai persoalan utang, Budi akan melihatnya lebih lanjut dalam laporan keuangan. Namun, menurut Budi, hal ini menjadi kewenangan kementerian lain. 

"Tentang Sriwijaya pertama kali kami menghargai adanya suatu penyelesaikan karena itu hak suatu korporasi," lanjut Budi. 

Budi juga meminta Sriwijaya memenuhi kewajiban terhadap para penumpang yang tidak berangkat akibat kejadian tersebut. "Kalau penumpang terlantar kan ada kewajiban-kewajiban yang mesti mereka harus selesaikan, ada yang mereka harus bayar, itu tanggung jawab mereka," kata Budi menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement