Jumat 08 Nov 2019 08:05 WIB

Varietas Padi Terbaru Dipanen, Masa Tanam 75 Hari

Varietas Super Genjah M70D memiliki produktivitas 8-9 ton per hektare.

Rep: Zuli Istiqomah/Dedy D Nasution/ Red: Friska Yolanda
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) bersama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kanan) berbincang dengan petani saat melakukan kunjungan kerja giat panen padi varietas Super Genjah M70D di Desa Curug, Klari, Karawang, Jawa Barat, Kamis (07/11/2019).
Foto: Antara/M Ibnu Chazar
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) bersama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kanan) berbincang dengan petani saat melakukan kunjungan kerja giat panen padi varietas Super Genjah M70D di Desa Curug, Klari, Karawang, Jawa Barat, Kamis (07/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) bersama Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko melakukan panen raya padi varietas Super Genjah M70D di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (7/11) sore. Varietas yang dipanen tersebut merupakan jenis baru dan yang bisa dipanen dalam waktu lebih singkat.

Varietas Super Genjah M70D itu bisa dipanen dalam waktu 70-75 hari setelah waktu tanam dengan produktivitas 8-9 ton per hektare. Syahrul mengatakan, penemuan-penemuan baru di bidang pertanian harus terus didukung oleh pemerintah. Sebab, hanya dengan teknologi yang maju, produktivitas padi bisa ditingkatkan.

"Ini menjadi bagian mendorong berbagai temuan baru dibidang pertanian," kata Syahrul dalam keterangan resminya, diterima Republika.co.id, Jumat (8/11).

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu mengungkapkan, berdasarkan hasil pencitraan satelit, wilayah Jawa Barat dan daerah Jawa lainnya sudah mulai memasuki musim penghujan. Sementara itu, masih terdapat panen di sejumlah wilayah.

Karena ketersediaan air mulai mencukupi, Kementan mendorong para petani untuk segera kembali melaukan penanaman. "Dan, 70 hari kedepan kalau pakai bibit ini kita akan lihat lagi hasil seperti ini. Kita jaga sama-sama stok pangan," katanya.  

Pihaknya pun meminta agar jajarannya fokus membantu wilayah Jawa Barat, khususnya Karawang yang menjadi area pertanaman varietas baru tersebut. Ia pun meminta agar dalam satu tahun di Karawang dapat melakukan masa penanaman dan panen sebanyak tiga kali.

"Setiap daerah, setiap bupati bersama seluruh muspida dan yang lainnya turut menjaga ketahanan pangan daerahnya," tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Moeldoko mengatakan varietas M70D sudah di uji bersama dengan tim peneliti di Jawa Timur. Dimana, hasilnya terdapat perubahan produksi signifikan dari waktu ke waktu, yang tadinya produksi 5,5 ton per hektare dapat ditingkatkan sampai diatas 8 ton per hektare.

"Saya meminta pada tim riset agar, anakannya harus banyak, rasanya enak, dan waktu (tanam) harus pendek. Ini bentuk-bentuk intensifikasi yang kita tuju dan (penelitian) ini memakan waktu sekitar empat tahun," ucap Moeldoko.

Moeldoko melanjutkan, keunggulan varietas M70D berorientasi kepada hasil yang lebih banyak dan tahan hama.  Umur tanam selama 75 hari juga jauh lebih rendah dibanding rata-rata lainnya selama 110.

"Berarti ada penghematan luar biasa. Sudah hemat, waktunya pendek berikutnya hamanya juga cukup tahan, hasilnya sangat bagus dan rasanya enak semuanya terpenuhi," kata dia. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement