REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk. (BRI Syariah) telah menyalurkan 78 persen dari alokasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) per Oktober 2019. Total alokasi KUR melalui BRI Syariah dari pemerintah yakni sebesar Rp 1,5 triliun untuk tahun ini.
Direktur Bisnis Komersil BRI Syariah, Kokok Alun Akbar menyampaikan total penyaluran hingga Oktober 2019 tercatat Rp 1,2 triliun. Sisa Rp 300 miliar akan diselesaikan dalam tiga bulan kedepan.
"Kita optimis bisa salurkan semuanya, akan tercapai sampai 100 persen," kata pria yang akrab disapa Alun itu kepada Republika di sela-sela Festival Ekonomi Syariah Indonesia di Surabaya, Kamis (7/11).
BRI Syariah menyalurkan KUR untuk usaha kecil dan mikro dengan proporsi 50:50. Sektornya tergantung pada segmen yang sedang berkembang. Mulai dari pertanian, kelautan, industri pengolahan. Mayoritas KUR BRI Syariah disalurkan untuk pertanian dan perdagangan.
Alun menyampaikan kondisi pelemahan ekonomi global tidak berdampak signifikan pada KUR. Indonesia masih bisa tumbuh di atas lima persen merupakan suatu bukti bahwa sejumlah sektor riil masih bertumbuh cukup tinggi, salah satunya UMKM.
"Untuk sektor bawah ini relatif tidak terkendala untuk penyalurannya pembiayaannya," kata dia.
Total jumlah nasabah KUR BRI Syariah yakni sebanyak 24.375 orang. Lebih dari 50 persen disalurkan sebagai KUR produktif. Secara historis, penyaluran KUR BRI Syariah terus meningkat setiap tahun dari penyaluran pertama tahun 2017.
Pada 2017 kuota KUR BRI Syariah sebesar Rp 500 miliar dan tercapai penyaluran Rp 465 miliar atau 93 persen. Pada 2018, kuota KUR naik menjadi Rp 700 miliar dan tercapai 99 persen atau Rp 698 miliar.
"Untuk tahun depan kita mengajukan lagi, semoga bisa meningkat minimal 20 persen dari alokasi tahun ini," kata Alun.
KUR BRI Syariah tersalurkan dengan merata melalui 54 cabang dan 247 kantor cabang pembantu yang ada di seluruh Indonesia. Mulai dari pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.