Kamis 07 Nov 2019 06:35 WIB

Dikecam, Facebook Tetap Ekspansi Enkripsinya ke Messenger

Facebook tetap menjalankan ekspansi keamanan data mereka ke Messenger

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Terus Dikecam, Facebook Tetap Ekspansi Enkripsinya ke Aplikasi Messenger. (FOTO: KrAsia)
Terus Dikecam, Facebook Tetap Ekspansi Enkripsinya ke Aplikasi Messenger. (FOTO: KrAsia)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Perusahaan platform media sosial Facebook tetap menjalankan ekspansi keamanan data mereka ke aplikasinya yakni Messenger. Hal itu tetap dilakukan kendati dikeroyok sejumlah pihak terkait enkripsi yang memberatkan penegak hukum dalam melakukan penindakan terhadap pelaku pelecehan seksual terhadap anak atau pedophile dan teroris.

Tuntutan untuk membuat jalur belakang enkripsi keamanan di aplikasi perpesanan milik Facebook diserukan oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. Ketiga negara berkeyakinan bahwa jalur belakang tersebut mempermudah penegak hukum menindak kriminal yang merencanakan aksinya melalui aplikasi perpesanan milik Facebook.

Baca Juga: Nyinyir Terus! Bos Twitter Ejek Logo Baru Facebook

Kepala Keamanan Jaringan Perpesanan Facebook, Jay Sullivan, mengatakan akan tetap melanjutkan proses penerapan enkripsi mereka sembari menyeleksi lebih lanjut data pengguna yang mereka kumpulkan. Sullivan mengatakan bahwa enkripsi sudah ada di dalam aplikasi Messenger.

Meski penerapan enkripsi ini tidak dipublikasikan secara luas, Facebook berharap selama meningkatnya penggunaan Messenger, data pengguna yang mereka kumpulkan dapat dikumpulkan untuk digunakan sebagai ukuran standar keamanan bagi Messenger sebelum fitur perpesanan pribadi berfungsi secara standar. "Ini tempat yang bagus untuk menguji aplikasi kita," ujar Sullivan seperti dilansir dari Reuters, Rabu (6/11/2019).

Facebook juga berencana memublikasikan bagaimana mengaktifkan fitur percakapan rahasia yang ada di Messenger. Meski sudah ada sejak tahun 2016, fitur tersebut masih sulit untuk diakses.

Dengan perlunya melakukan sinkronisasi kepada akun Facebook, tentu menurunkan privasi dari pengguna karena mudahnya profil seseorang diakses melalui Facebook. Namun, Facebook mengklaim hal ini mempermudah mereka untuk mengumpulkan informasi dari akun yang terlibat kegiatan kriminal untuk diperingati atau dilaporkan ke polisi.

Pihaknya juga berencana untuk memblokir akun Messenger yang tidak tersinkronisasi dengan akun Facebook. Menurutnya, sebagian besar akun Messenger sudah tersinkronisasi dengan akun Facebook, tetapi banyak akun yang tidak tersinkron digunakan untuk tindakan kriminal.

Tindakan keamanan yang akan dilakukan Facebook di antaranya memberikan pemberitahuan kepada pengguna akan akun yang tiba-tiba muncul di kontak pengguna atau undangan terhadap konten yang tidak diinginkan. Pemberitahuan itu akan mengarahkan pengguna untuk melaporkan kepada Facebook bila ada kejadian seperti itu melalui pesan tertulis untuk selanjutnya direspons Facebook melalui pemblokiran akun terkait, bahkan dilaporkan kepada pihak berwajib.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement