Rabu 06 Nov 2019 20:56 WIB

FESyar Surabaya Resmi Dibuka

FESyar putaran pertama telah dilaksanakan pada Agustus lalu di Palembang

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Festival Ekonomi Syariah Indonesia (FESyar) regional Jawa yang digelar di Surabaya, Jawa Timur resmi dibuka, Rabu (6/11) malam oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Direktur KNKS Ronald Rulindo.
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
Festival Ekonomi Syariah Indonesia (FESyar) regional Jawa yang digelar di Surabaya, Jawa Timur resmi dibuka, Rabu (6/11) malam oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Direktur KNKS Ronald Rulindo.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Festival Ekonomi Syariah Indonesia (FESyar) regional Jawa yang digelar di Surabaya, Jawa Timur resmi dibuka, Rabu (6/11) malam. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo membuka FESyar ketiga di tahun 2019 yang bertema “Sinergi Membangun Ekonomi Syariah Indonesia”.

"FESyar Indonesia pada tahun ini merupakan wajah baru dari pelaksanaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di daerah," kata dia dalam pembukaan di Grand City Surabaya, Rabu (5/11) malam.

Baca Juga

FESyar Indonesia digelar di tiga daerah dengan penyelenggaraan skala nasional. Puncaknya akan berakhir pada Indonesia Sharia Economy Festival (ISEF) yang akan digelar di Jakarta dengan skala internasional.

Dody merangkum FESyar putaran pertama telah dilaksanakan pada bulan Agustus di Palembang, mewakili regional Sumatera. FESyar Sumatera dikunjungi tidak kurang dari 11 ribu orang selama tiga hari pelaksanaannya, ditambah dengan transaksi business matching yang berhasil mencapai Rp 2,11 triliun.

"Jumlah ini meningkat cukup tinggi dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 210 miliar," katanya.

Kemudian pada putaran berikutnya, FESyar yang kedua dilaksanakan di bulan September, bertempat di Banjarmasin, mewakili kepesertaan dari regional Kawasan Timur Indonesia. Tingkat kunjungan mencapai 41 ribu orang pada saat fair, disertai komitmen business matching senilai RP 2,61 triliun, atau meningkat cukup tinggi melebihi capaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,7 triliun.

Pada 2018, ISEF di Surabaya berhasil mencatat total transaksi sebesar Rp 7,1 triliun. Dody mengatakan FESyar Indonesia di Jawa Timur dan ISEF di Jakarta tahun ini akan saling melengkapi. Dengan fokusnya masing-masing pada penguatan di sisi domestik, dan juga perluasan pengakuan Indonesia dalam skala internasional.

ISEF di Jakarta akan digelar di Jakarta Convention Centre pada 12-16 November 2019. Rangkaian acara tersebut diharapkan dapat menjadi daya dorong yang optimal bagi kemajuan ekonomi syariah nasional.

Tidak hanya untuk melaksanakan target pengembangan ekonomi syariah jangka panjang. Juga pada percepatan implementasinya pada beberapa sektor atau klaster industri halal yang dinilai potensial serta berdaya saing tinggi.

"Kita ingin Indonesia jadi hub bagi ekonomi syariah global," kata dia.

Kegiatan yang akan dilaksanakan pada ISEF di Jakarta meliputi berbagai panel global, sharia fair, temu bisnis, dan lain-lain. Dody mengatakan akan banyak investor dan pembeli internasional yang hadir. Selain itu para pakar syariah juga akan berkumpul untuk diskusi keilmuan. 

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menambahkan Jawa Timur selalu siap untuk menjadi tempat perhelatan akbar ekonomi syariah. Selama beberapa tahun terakhir, Jawa Timur menjadi tuan rumah pelaksanaan ISEF.

Khofifah menyampaikan tempat ini kental dengan nuansa pengembangan ekonomi syariah karena menjadi rumah bagi ratusan pesantren. Jawa Timur punya program dari hulu ke hilir, mulai dari sektor pendidikan Islam hingga sektor riil.

"Kita punya program one pesantren one product, kita punya 248 item yang siap untuk terus dikembangkan," kata Khofifah pada kesempatan yang sama.

Jawa Timur juga akan menginisiasi Islamic Science Park yang bisa jadi pusat pendidikan dan pengembangan. Khofifah berharap dengan berbagai inisiatif dan potensi yang dimiliki, Jawa Timur bisa menjadi pusat gravitasi untuk pertumbuhan ekonomi syariah nasional.

Menurut catatan kinerja perekonomian daerah wilayah Jawa tumbuh 5,56 persen (yoy), Sumatera tumbuh 4,49 persen (yoy), Kalimantan tumbuh 5,92 persen (yoy), dan Bali – Nusa Tenggara tumbuh 5,28 persen (yoy). Perekonomian Jawa Timur pada kuartal III ini yang masih terjaga di angka 5,32 persen (yoy), meski lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,72 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement