Sabtu 02 Nov 2019 19:55 WIB

Pencarian Info Bumbu Penyedap dan Susu Semua Umur di Internet Meningkat Pesat

Pencairan bumbu penyedap makanan naik mencapai 37,25%

Rep: Herning Banirestu(swa.co.id)/ Red: Herning Banirestu(swa.co.id)
c4d34990-b5ca-4b3e-9c3d-4c02e1366106.jpg
c4d34990-b5ca-4b3e-9c3d-4c02e1366106.jpg

Tidak mudah menjadi merek populer di tengah persaingan pasar yang semakin ketat. Namun tidak sedikit juga brand yang telah berhasil membuktikan eksistensinya dan menjaga pangsa pasarnya sehingga menjadi jawara di dunia digital.

Era digital telah berhasil membuat peta persaingan bisnis sekaligus konsep brand activation di tanah air berubah. Oleh karena itu, kesadaran para pelaku brand untuk bertransformasi secara digital pun semakin masif dilakukan guna mengungguli para pesaing di kategori bisnisnya.

Tingginya tingkat kompetisi branding di ranah digital seolah menjadi gebrakan baru bagi pelaku brand yang ingin tetap mempertahankan eksistensinya sebagai brand yang berdigdaya dan perkasa di industrinya.

Hanya melalui strategi dan penerapan branding secara tepatlah yang mampu menjadi kunci keberhasilan sebuah brand untuk memenangkan kompetisi di tengah persaingan gelombang digitalisasi yang semakin sengit ini.

Chairman Tras N Co Indonesia, Tri Raharjo di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat mengungkapkan berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pada 2018 pengguna internet di tanah air telah mencapai lebih dari 171.17 juta jiwa atau 64,8% dari total keseluruhan penduduk Indonesia.

Dengan begitu, mestinya ini akan semakin mempermudah para pelaku brand untuk melakukan brand actitivy mereka di ranah maya.

Lalu berdasarkan hasil riset kolaborasi Infobrand.id bekerja sama dengan Tras N CobIndonesia serta IMFocus Certified Google Partner disampaikan Tri ditemukan kenaikan pencarian di internet.

Ia menjabarkan bahwa pencarian yang dilakukan netizen di internet pada beberapa kategori dalam Survei Indonesia Digital Popular Brand Indeks kali ini terlihat mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.

Misalnya di kategori bumbu penyedap makanan dengan persentase kenaikan mencapai 37,25% dari 13.960 pencarian per bulan di 2018 menjadi 19.160 pencarian per bulan di 2019.

Begitu juga dengan kategori susu untuk semua umur yang mengalami kenaikan sebesar 22,60% dari 23.320 pencarian per bulan di 2018 menjadi 28.590 pencarian per bulan di 2019.

Dikatakan Tri kenaikan persentase tersebut dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Misalnya karena meluasnya populasi pengguna internet dan smartphone. Sehingga memudahkan mereka dalam mencari informasi yang dibutuhkan melalui internet.

Kendati demikian, beberapa kategori juga mengalami penurunan seperti di kategori laman online booking tiket yang turun 18,24% dari 360.750 pencarian per bulan di 2018 menjadi 305.110 pencarian per bulan di 2019.

“Penurunan di laman online booking ticket ini bisa turun, penyebabnya karena penggunaan aplikasi mobile yang dirasa kini lebih memudahkan dari pada melakukan pencarian melalui google, kedua dikarenakan harga tiket pesawat yang mengalami kenaikan,” ujar Tri.

Menghargai upaya para pengelola merek dalam menjaga mereknya agar tetap populer di ranah digital, untuk itulah diadakan Indonesia Digital Popular Brand Award untuk keenam belas kalinya sebagai barometer utama dalam pengukuran popularitas dan keterpilihan sebuah brand di dunia digital.

Mengusung tema “Being The Most Popular Brand in Digital Era”, kegiatan ini menjadi tolak ukur bagi perusahaan untuk melakukan pengukuran kesuksesan terhadap kinerja digital brand activity yang dilakukannya.

“Penghargaan ini semoga bisa mendorong pelaku bisnis untuk terus aktif berkompetisi agar dapat memanjakan konsumen loyalnya serta memenangkan hati calon konsumennya,” kata Tri.

Lebih lanjut Tri mengatakan bahwa para penerima penghargaan ini secara empiris telah berhasil lolos Survei Indonesia Digital Popular Brand Index melalui tiga metode penilaian yaitu Search Engine Based, Social Media Based dan Website Based. Survei dilakukan mulai bulan Juni sampai September 2019 terhadap 237 kategori bisnis dengan lebih dari 1500 brand tersurvei di Indonesia.

“Adapun aspek yang dikaji bertujuan untuk mendorong para pelaku brand agar semakin kreatif, informatif serta konsisten dalam rangka membangun keunggulan brandnya,” terang Tri.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement