Kamis 31 Oct 2019 08:24 WIB

Harga Minyak Global Turun karena Stok Melimpah

Kekhawatiran penundaan penyelesaian perang dagang juga berdampak pada harga minyak.

Harga minyak dunia (ilustrasi).
Foto: REUTERS/Max Rossi
Harga minyak dunia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak turun pada akhir perdagangan Rabu (30/10) atau Kamis (31/10) pagi WIB. Penurunan harga minyak terimbas kekhawatiran pasar mengenai potensi pasokan yang melimpah.

Harga minyak juga tertekan oleh kekhawatiran tentang kemungkinan penundaan dalam menyelesaikan perang perdagangan Amerika Serikat-China, yang telah mengganggu permintaan minyak global.

Baca Juga

Di akhir sesi, minyak mentah berjangka AS menemukan beberapa dukungan setelah TC Energy Corp mengatakan menutup pipa minyak mentah Keystone karena tumpahan di Dakota Utara. Perusahaan itu tidak mengatakan berapa lama saluran utama, yang membawa 590 ribu barel per hari (bph) minyak mentah dari Kanada ke kilang di Midwest AS, tidak berfungsi.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Desember berakhir di 55,06 dolar AS per barel, turun 48 sen atau 0,9 persen. Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk penyerahan Desember turun 98 sen atau 1,6 persen menjadi menetap di 60,61 dolar AS per barel.

"Stok minyak mentah AS melonjak pekan lalu di tengah impor yang lebih tinggi dan rilis dari cadangan nasional, sementara persediaan bensin dan sulingan memperpanjang penurunan mereka bahkan ketika kilang meningkatkan produksi," kata Badan Informasi Energi AS (IEA).

Menurut data IEA, persediaan minyak mentah, tidak termasuk Strategic Petroleum Reserve (SPR), naik 5,7 juta barel dibandingkan dengan ekspektasi analis sebesar 494 ribu barel.

"Rebound yang kuat pada impor Kanada dan rilis SPR lainnya telah mendorong peningkatan persediaan minyak mentah," kata Matt Smith, direktur riset komoditas di Clipper Data.

Sementara itu Amerika Serikat dan China terus bekerja berdasarkan perjanjian perdagangan sementara. "Tetapi mungkin belum selesai tepat waktu bagi para pemimpin AS dan China untuk menandatangani perjanjian perdagangan pada bulan depan," kata seorang pejabat pemerintah AS.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement