Sabtu 26 Oct 2019 10:07 WIB

Ini Siasat HBO Max Lawan Netflix, Disney, dan Apple

Datang telat, ini siasat HBO Max lawan Netflix, Disney, dan Apple

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Datang Telat, Ini Siasat HBO Max Lawan Netflix, Disney, dan Apple. (FOTO: Unsplash/Charles Deluvio)
Datang Telat, Ini Siasat HBO Max Lawan Netflix, Disney, dan Apple. (FOTO: Unsplash/Charles Deluvio)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Salah satu dari raksasa media di dunia Warner Media berencana masuk pasar layanan streaming on demand dengan meluncurkan HBO Max di tahun 2020. Setelah diakuisisi oleh AT&T di tahun 2018, perusahaan yang sebelumnya bernama Time Warner ini memiliki sejumlah strategi guna menghadapi persaingan streaming on demand.

Pertama, layanan HBO Max akan tersedia bagi pelanggan AT&T dan pelanggan HBO tanpa biaya tambahan. Isi dari HBO Max sendiri adalah film-film layar lebar dan konten original ternama, seperti serial "Friends" dan "Game of Thrones".

Baca Juga: Streaming Film Netflix Gratis, Cuma di Negara Ini!

Strategi ini akan menyasar ke sepuluh juta pelanggan AT&T yang merupakan pelanggan HBO juga di Amerika Serikat menurut AT&T Chief Operating Officer, John Stankey, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (25/10/2019).

Soal target, AT&T sendiri menargetkan adanya jumlah pelanggan hingga 80 juta secara global di tahun 2025. Dari angka tersebut, 50 juta di antaranya ditargetkan berasal dari negeri Paman Sam, ujar sumber yang tidak disebutkan namanya.

Baca Juga: Warner Bros Incar Rihanna untuk Peran Poison Ivy, Seperti Apa?

Sumber tersebut juga mengaku bahwa mereka optimis target tersebut akan mampu menyaingi proses pemain streaming on demand tertua, Netflix pada masa awal berdirinya. Target tersebut juga diyakini mengungguli pemain streaming on demand baru seperti, Apple TV+ dan Disney+ yang akan meluncur mulai 12 November nanti.

Strategi berikutnya adalah mengadakan fitur ad-supported option. Sumber tersebut berharap bahwa adanya fitur ini, akan mempercepat pemasukan HBO Max di tahun 2021. Fitur ini berarti layanan streaming on demand HBO Max akan memiliki iklan, namun dengan harga berlangganan yang lebih murah dari biasanya.

Salah satu ultimate goal yang berusaha dicapai AT&T melalui HBO adalah mempelajari perilaku pelanggan mereka yang menggunakan salah satu produk AT&T, DirecTV, dan pelanggan pengguna jasa telekomunikasi dan ponsel AT&T, dengan memberikan opsi untuk pelanggan melakukan sinkronisasi ponsel dengan alat DirecTV mereka.

Baca Juga: Stranger Things, Jagoan Netflix Kalahkan AppleTV dan Disney+

Dengan terpelajarinya perilaku konsumen, mereka dapat menaikkan ongkos iklan lebih mahal lagi seperti dikatakan sumber Reuters, Jumat (25/10/2019).

Berbicara tantangan HBO Max, sebagai pendatang paling telat di perang streaming on demand, hal ini tidak mudah. Meski Warner sebagai media raksasa memiliki segudang konten yang dapat disajikan di HBO, sebut saja film horor adaptasi novel karya Stephen King, "The Shining", konten yang ada tidak memiliki brand awareness yang setara seperti Disney dengan Marvel atau Pixar-nya.

Belum lagi soal harga, HBO Max rencananya akan mulai di harga USD 14,99. Harga ini hampir tiga kali lipat dari harga yang ditawarkan oleh Apple TV+ yakni USD 4,99. Apple bahkan memasang promo gratis satu tahun untuk berlangganan layanan streaming on demand miliknya bagi pembeli produk Apple.

Baca Juga: Masuk Pasar Streaming, Apple Rencana Masuk Bioskop

Soal harga juga jadi masalah selain brand awareness jika HBO berencana melawan Disney. Dengan properti seperti Marvel dan harga USD 6,99, melawan Disney+ yang akan mengambil start terlebih dulu akan lebih sulit.

Bagaimana dengan Netflix? Pemain tertua yang sudah mulai bisnis streaming on demand sejak satu dekade lebih ini mungkin adalah yang paling sulit dihadapi. Selain pengalaman, cakupan pasar serta konten lintas genre dan brand yang sudah dibangun Netflix sendiri mungkin sudah cukup untuk membuatnya disebut sebagai raksasa streaming on demand saat ini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement