Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Studi terbaru Facebook dan Boston Consulting Group (BCG) menunjukan bahwa 91 persen masyarakat Indonesia yang disurvei berminat untuk terus berbelanja dan bahkan meningkatkan nilai transaksi melalui conversational commerce.
"Masyarakat berharap untuk memiliki hubungan dengan bisnis yang memberikan manfaat dan nilai sekaligus menghargai waktu mereka. Di Indonesia, kami melihat orang-orang melakukan conversational commerce karena hal ini menggabungkan berbagai keutamaan berbelanja baik offline maupun online, yakni interaksi dengan penjual," ujar Direktur Grup Bisnis Global Facebook untuk SEA dan Negara Berkembang, Sarita Singh, di Capital Place, Jumat (25/10/2019).
Baca Juga: Batasi Anak Gunakan Gadget, Alasan Bos Facebook Tak Sejalan dengan Penelitian
Yang dimaksud dengan conversational commerce adalah perilaku dinamis konsumen yang melibatkan percakapan dengan penjual pada proses pembelian. Artinya, secara harfiah, conversational commerce berarti pembeli melakukan percakapan mengenai produk sebelum melakukan pembelian.
Studi ini dilakukan dari Mei hingga Agustus 2019 dengan melibatkan 1.112 responden di Indonesia sebagai bagian dari studi global. Hasilnya, 62 persen pengguna yang belum pernah belanja secara daring mengetahui bahwa mereka bisa memesan produk melalui chat. Riset yang sama juga menunjukan perilaku konsumen daring yang melakukan percakapan sebelum membeli produk sebanyak 43 persen. Mereka, dari 43 persen ini, berusia 18 hingga 64 tahun dan berdomisili di Jakarta dan kota-kota pinggiran.
Perilaku konsumen yang tercatat dalam riset "Studi Liburan Facebook 2019" yang dilakukan pada Januari 2019 dengan responden sebanyak 43 ribu mencatat sebanyak 94 persen dari yang disurvei mengaku mereka berkemungkinan besar membeli produk dari penjual yang bisa di-chat terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian. Yang lebih menarik, meski sebagian platform e-commerce dan penjual menggunakan bot untuk membalas pelanggan, sebanyak 52 persen responden mengaku nyaman melakukan transaksi dengan bot sebelum bertransaksi.
Di Indonesia, platform e-commerce menjadi yang terbanyak dalam praktik conversational commerce yaitu sebanyak 58 persen, diikuti media sosial dengan 38 persen, dan 4 persen di laman jual beli daring.
"Conversational commerce sangat menarik karena perilaku ini melintasi berbagai ekosistem. Contohnya, karena pengguna melihat iklan di sosial media, mereka bisa melalukan percakapan dengan penjual melalui aplikasi yang ada atau melalui laman daring penjual," ujar Partner and Managing Director BCG, Shiv Chouldry, di Capital Place, Jumat (25/10/2019).
Dari 38 persen pengguna yang melakukan conversational commerce di media sosial, sebanyak 91 persen mengaku menggunakan produk Facebook, yakni Instagram dan WhatsApp.